***
Alex menggerutu kesal, kini dia sudah ada diatas panggung, semua yang ada di aula itu menatap mereka dengan fokus, tidak sabar menunggu penampilan mereka. Alex berdecak kesal, dulu waktu SMP, adiknya Alexsa selalu berada di barisan paling depan, dan ikut mendukungnya. Tapi sekarang adiknya yang sekaligus kekasihnya itu sedang bersenda gurau dengan Clara dan sahabat-sahabatnya.
Tes tes
Alex menatap Reno yang sudah sangat semangat itu, tidak sabar ingin bernyanyi. Alex mengecek piano di depannya walaupun semua baik-baik saja. Sebenarnya dia ingin bermain Dram bukan piano, tapi ini keinginan gadisnya, lagi pula piano tidak buruk juga bukan. Tak jauh di belakangnya sudah ada Xarly yang sedang memutar-mutarkan steak dram dengan santainya sambil tersenyum manis kearah penonton, sepertinya dia tidak terlalu terganggu walaupun Monica sedang tidak fokus padanya. Didepannya ada Dion dan Daniel, dengan gitar ditangan mereka, mereka sama saja, mereka terlalu menikmati ini.
Alex mulai mengerakkan jarinya membentuk irama indah yang akhirnya beradu dengan bunyi Dram yang dipukul pelan, Reno mulai berbaur dengan musik yang mulai dimainkan teman-temannya mereka berencana membawa kan lagu bertema cinta, sebenarnya ini keinginan Reno, katanya dia ingin membuat para gadis menjerit malam ini, khhususnya Bella gadisnya, lagu dari Lady Antebellum menjadi pilihan mereka walaupun awalnya Alex menolak lagu itu.. tapi nyatanya lagu berjudul I Run To You, telah menjadi pilihan mereka.
Reno mulai membuka bibirmya yang sedari tadi tertutup rapat, mulai menyanyikan bait pertama.
I run from hate
I run from prejudice
I run from pessimists
But i run to late
Alex menatap Reno yang terlalu menghayati bait lagu pertama itu,. lagu ini bagaikan kisah mereka, kisah kenakalan mereka yang terus mencari cinta sejati, sepertinya dia mulai keracunan otak nya seperti Reno yang terlalu menghayati lagu ini.
I run my life
Or it is running me
Run from my past
I run to fast
Alex menatap kerumunan penonton yang terus berteriak histeris melihat penampilan mereka. Mereka bukan artis, tapi para wanita itu sangat mengilai mereka. Atau hanya menggilai harta mereka, tidak ada gadis yang lebih pantas untuknya melebihi Alexsa.
Or to slow it seems
When lies become the truth
That's when i run to you
Alex memejamkan matanya, gadisnya selalu akan menjadi tempat hatinya berlabuh, selalu.. Alex melihat sekitar, lalu senyumnya mengembang, para gadis di bawah panggung menjerit histeris kala pangeran mereka tersenyum manis, sesuatu yang sangat langka terjadi. Tapi siapa sangka hanya gadis dalam balutan baju pesta bewarna hitam dengan sedikit hiasan merah sebagai aksennya yang bisa membuatnya tersenyum, gadisnya itu sedang menatap penuh minat kearahnya.
CHORUS
This world keeps spinning faster
Into a new disaster so i run to you
I run to you baby
And whent it all starts coming undone
Baby you're the only one i run to
I run to you
Lexsa tersenyum manis, dia menikmati lagu ini walaupun yang menyanyikannya bukanlah kekasihnya melainkan kekasih sahabatnya , Bella, yang sekarang sedang ikut bernyanyi seperti Reno. Mereka pasangan yang manis bukan, tanpa masalah seperti mereka yang harus menghancurkan tembok besar sebagai penghalang, kalau saja dia Bella dan kak Alex adalah Reno, mungkin mereka tidak perlu petak umpet seperti ini, mereka selalu bisa leluasa menampakkan cinta mereka. Tapi sayang mereka bukan..
We run on fumes
Your life and mine
Like the sands of time
Slippin' right on though
And our love's the only truth
That's why i run to you
Alex menatap dalam, berusaha mengkunci pandangan kekasihnya, berusaha mengatakan pada gadisnya bahwa cintanya hanya cintanya lah yang selalu benar, cintanya nyata, dan cintanya akan membuat gadisnya aman, bahkan dari gangguan keluarga Kear sekalipun.
CHORUS
Oo oh woah i run to you
CHORUS
Woah woah
I run to you
I run to you girl
Woah woah ooooo
I always run to you
Run to you
Run to you
Daniel dan Dion memetikkan gitarnya untuk terakhir kalinya, ini penampilan terakhir mereka, karena setelah ini Alex akan langsung turun dan Xarly serta Reno masih ingin membawakan satu lagu lagi, tentu dia dan Daniel juga harus tetap berada di tempat.. semua yang ada disana bertepuk tangan meriah, melihat penampilan terkeren dari kakak kelas tertampan mereka,yang sebentar lagi tidak akan mereka lihat lagi.
Lexsa tersenyum manis saat melihat kakaknya berusaha membelah keramaian yang berusaha menahan lelaki itu untuk naik kembali keatas panggung. Dia tersenyum lucu, kakak nya itu selalu akan terlihat kesal saat ada yang menghalangi dia untuk bertemu dengan nya.
"mereka sangat manis malam ini, rasanya aku tidak menyesal kembali cepat kesini' Lexsa tersenyum manis, menanggapi pernyataan Clara. Ya kekasih mereka memang sanagt manis malam ini.
"Yaaaa mereka manis sekali" Lexsa menatap malas ini sudah yang kesekian kalinya dia harus mendengar Bella dan Monica menjerit histeris sambil menatap kekasih mereka penuh damba. Tapi ngomong-ngomong kemana perginya Feby. Gadis itu tiba-tiba menghilang saat kakak kelas mereka itu memulai nyanyian mereka tadi.
"ahh mungkin ini kerjaan Devon" ya dia tidak perlu khawatir, kekasih sahabatnya yang satu tidak jauh berbbeda gilanya dengan Alex, selalu over protektif dan selalu memonopoli Feby
"hy manis" Lexsa tersenyum manis, ikut membelas lengan kokoh yang sudah memeluknya erat dari belang itu. siapa lagi pemilik lengan ittu kalau bukan alex, tidak mungkin lelakii lain, tidak akan ada yang berani mengganggunya disini selama ada lelaki egois ini disampingnya
"kenapa kakak tidak ikut mereka" Lexsa menatap kearah panggung dimana reno sudah mulai kembali bernyanyi sambil main gitar
"aku kangen kamu"lexsa menatap horor, saat Alex dengansengaja mencium lehernya. Lexsa melihat sekitarnya ternyata Clara dan juga sahabat-sahabatnya sudah tidak ada lagi di sampingnya. Syukurlah
"aku mau pulang" bisik Alex ditelinga lexsa yang membuat lexsa sedikit bergerak gelisah karena kegelian
"kak,.. acara nya belum selesai lo" ucap Lexsamengingatkan
" pesta ini tidak akan selesai, bahkan sampai tengah malam nanti, dan lagi mereka akan melanjutkannya lagi di Clup terdekat" Lexsa merutuki kebodohannya. Ini memang biasa terjadi, seperti tahun-tahun yang lalu, mereka pasti akan berperta semalaman
"kita pulang, aku kangen" Lexsa mendesah pastrah , dia tahu apa arti kangen itu. kakaknya tidak sabar ingin bercumbu dengan nya, untung saja di rumah hanya ada mereka dan beberapa pembantu yang pastinya sudah tertidur pada jam segini. Orang tua mereka masih berada di dubai mengurus perkerjaan mereka.
Alex melajukan mobilnya tak sabaran, dia harus secepatnya sampai kerumah, dan kemudian menarik gadis nya kekamar mereka dan mengunci adiknya disana, mencium gadisnya sampai gadis itu menggerang sexy. Memeluknya erak, dan terus mencumbunya sampai mereka lelah dan tertidur walaupun dia rasa ada yang kurang karena mereka tidak sampai ketahap itu. tapi tidak apa, setelah adiknay ini lulus , mereka kaan melakukannya. Dia kaan membawa gadisnya ini pergi jauh dari jangkauan orang tua mereka dan orang lain yang hendak memisahkan mereka. Ya satu tahun lagi, dia pasti bisa, dia akan menyiapkan semuanya dari sekarang, biar nanti Alexsa tidak kekurangan satu apapun saat hidup bersamanya.
"kakak kenapa diam saja" Lexsa emenantap khawatir, lelaki di sebelahnya ini terus diam dari mereka kelluar dari perkarangan sekolah mereka.
" aku kangen kamu" Alex menarik Lexsa keatas pangkuannya, untung sja mereka sedang berada di lampu merah sehingga mobil mereka sudah berhenti duluan sebelum Alex melakukan hal gila itu.
" kakak gila" Lexsa memekik pelan, terlalu terkejut dengan apa yang dilakukan kakaknya ini
"peluk sayang" lexsa menghela nafas kesal menghadapi Alex dengan semua keinginannya.
"yang erat sayang" Lexsa hanya menurut, dipeluknya tubuh Alex seerat yang dia bisa, seolah membantu mengurangi beban pikiran lelaki itu yang lexsa juga tidak tahu apa itu.
"sayang aku mau kuliyah di Amerika" ucap Alex pelan, namun masih bisa di dengar oleh Lexsa. Lexsa mengusab rambut Alex lembut. , dia tahu itu keinginan kakaknya, untuk belajar bisnis dinegara addidaya itu . dia juga begitu, dia ingin kesana, mempelajari budaya negara barat itu, menonton koser idolanya dari negaranya langsung dan berkunjung ke Disney dengan kakaknya. Tapi ini masih satu tahun lagi, apa Alex akan meninggalkannya.
"aku akan menunggu kamu lulus, karena itu aku akan kembangin restoran yang kita beli bersama, dan juga ngumpulin uang untuk membuka usaasaat kita kuliyah nanti" Lexsa tersenyum senang, tidak ada yang akan memisahkan mereka dan Alex tidak akan meninggalkannya.
" kakak ingin usaha apa" tanya Lexsa, dia tahu kakaknya ini memang sangat tergila gila dengan bisnis , bahkan dia punya restoran sendiri yang dibelinya dengan uang nya sendiri yang Lexsa tidak tahu apa yang kakaknya kerjakan sampai bisa mnegumpulkan uang sebanyak itu, untuk membeli restoran yang sekarang menjadi milik mereka berdua itu. dan tentu saja dady dan Mommy tidak tahu kalau mereka punya sebuah restoran disini di jakarta.
"kamu suka restoran kan, kita akan punya satu lagi restoran di sana nanti" ini lah yang dia suka dari kekasihnya, lelaki ini selalu mendahulukan keinginannya, selalu menomersatukannya, selalu membuatnya bagaikan ratu, walaupun itu diiringi sikap menyebalkan kakaknya ini. Tapi itu tak apa, dia suka dengan semua yang ada ada lelaki yang nyaris hampir sempurna ini.
"tentu, kita juga bisa tinggal di lantai paling atas restoran kita nanti' usul Lexsa sambil mengecup singkat pipi Alex, kemudian kembali memeluk lelaki itu erat
Berbagi kehangatan dengannyaa, melawan dinginnya malam, walaupun udara di mobil mereka sudah menghangat dengan bantuan AC mobil dan tubuh mereka yang saling menempel, tapi dia senang, dia senang berada cukup intim dengan lelaki egois ini.
Dia akan terus memeluk lelaki ini, walaupun nanti akan ada badadi yang membuat pelukan eratnya itu terlepas, tapi untuk sekarang dia ingin menghilangkan ketakutan itu. biarlah dia menikmati waktu mereka ini, urusan nanti dia bisa pikirkan.
***