Istvan akhirnya sampai ke rumah dengan perasaan yang aneh, ia melihat Kepala Pelayan berdiri di depan pintu bagasi yang tertutup rapat.
"Nona, anda akhirnya kembali."
Luna dan Ellen saling pandang, bingung.
Istvan memarkirkan mobil dan memerintahkan pelayan lain untuk membawakan barang-barang belanjaan mereka ke kamar masing-masing. Lalu Istvan berjalan ke arah Kepala Pelayan yang sekarang sedang menyeka saputangan ke wajahnya.
"Ada apa? Apa yang terjadi padamu?"
"Tuan Aodan dan Tuan Larson menyerang saya." Kepala Pelayan itu memang memiliki wajah yang datar, tapi dari matanya Luna tahu kalau ia memiliki sejuta keluhan di hatinya. "Mereka ingin menggunakan barang-barang di bagasi."
Luna yang tidak bisa tidak memaklumi tingkah Aodan hanya menarik napas.
Itu adalah kekasihnya, tapi tingkahnya … benar-benar membuatnya tidak tahu apakah ia sedang berpacaran dengan seorang bocah atau seorang pria!