"Argh!" Istvan mengerang, bergerak meringkuk memegangi dadanya, rasa sakit yang amat sangat membuatnya ingin berteriak sekeras-kerasnya.
Pandangan di depannya tidak jelas, seperti salah satu matanya ada di dua tempat yang berbeda, tapi seberapa keras pun ia mencoba untuk melihat dengan jelas ada di mana pandangan Larson, ia tetap tidak bisa.
Hanya ada bayangan seseorang yang berdiri di atas tempat yang lebih tinggi dengan sesuatu yang berwarna kecoklatan yang menghalangi pandangannya, bercampur dengan darah yang berubah warna menjadi kecoklatan.
"Larson dia …." Istvan yang memuntahkan darah berusaha dengan keras untuk l berbicara, darah itu kembali masuk ke tenggorokannya dan membuatnya terdesak. "Dia diserang … saudara … kita ...."
Istvan tidak bisa melihat dengan jelas, siapa yang menyerang Larson, pandangannya semakin mengabur, sepertinya keadaan Larson di sana semakin memburuk dari waktu ke waktu.