Descargar la aplicación
66.66% LAST DAY ON EARTH / Chapter 6: Batu Pertama

Capítulo 6: Batu Pertama

.......

Setelah waktu jaga Louis dan Moura berakhir mereka digantikan oleh Jack dan Marie. Mereka bergantian tiap 2 jam sekali.

Sekarang sudah menunjukan pukul 6.30. Mereka sudah sarapan dan juga sudah merapihkan peralatan mereka. Kini mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Dengan telur yang sekarang mereka miliki membuat mereka jauh lebih mudah.

"kita harus pergi ke arah utara" ucap Jack kepada Philipe

Philipe yang sudah mengerti langsung melihat kearah map terbaru yang dapat mereka akses dan mencari rute paling aman dan tentunya tddak ada alien yang berpatroli.

4 jam sudah mereka berjalan. Kini mereka masuk ke daerah pinggiran kota. Setelah sedari tadi mereka berjalan diantara pusing puing bangunan sisa peperangan. Kini mereka berada di bagian belakang salah satu bangunan yang cukup tinggi dan terdapat  jalan setapak kecil yang memisahkan bangunan ini dengan bangunan disebelahnya. Jalan itu hanya jalanan biasa dan tidak terdapat apapun yang memudahkan mereka melihat ke depan, begitu pula sebaliknya.

"Jack dimana tempatnya?" tanya Moura

Jack kebingungan karena kertas tersebut memberi petunjuk yang berputar putar membuat Jack yang mengikuti arahan dari kertas menarik perhatian alien yang sedang berlalu lalang di serang sana.

"Jack berhenti" ucap Philipe dengan pelan "lu bikin alien itu kesini" sambil menunjukan hologramnya yang menampilkan banyak titik merah menuju ke mereka. Jack yang menyadari itu langsung terdiam.

Semuanya bersiaga dengan senjata mereka dan bersiap untuk lari. Dan Jack masih berusaha menemukan batu tersebut yang ia yakini ada disekitar mereka.

Dan Marie dia berhasil menemukan apa yang mereka cari.

"dapet" ucap Marie sembari menunjukan batu berwarna ungu gelap di tangannya yang ia temukan tidak jauh dari kaki Jack.

"bagus Mar"ucap Theo

Tanpa di aba aba mereka semua lari  meninggalkan tempat tersebut menuju hutan yang sudah mereka masuki sebelumnya.

Benar saja beberapa detik kemudian terlihat beberapa drone yang dilengkapi dengan senjata mulai bersatanfan dan terdengar derap langkah para alien tersebut yang membuat mereka mempercepat langkah kaki mereka. Mereka hanya perlu melewati tanah kosong dihadapkan mereka untuk menuju ke hutan yang tadi mereka lewati.

Tiba tiba dihadapan mereka meledak sebuah rudal. Rudal itu hanya menghantam tanah tetapi dampak dari ledakan itu membuat Marie yang berada di paling depan langsung terpental kebelakang.

Udara di sekitar mereka kini menjadi berdebu dampak dari ledakan tersebut. Semuanya bersiaga dengan senjata mereka masing masing. Tiba tiba Moura yang tidak dapat melihat keadaan disekitarnya mendapat sebuah pukulan yang mengarah ke perutnya. Moura tidak sempat melindungi perutnya langsung terpental ke belakang.

Disusul oleh Theo, jack, kemudian Philipe yang membuat alat yang dipegang Philipe rusak. Mereka semua jatuh tak berdaya. Louis yang panik langsung menembakan senjatanya yang tanpa disengaja membunuh alien tadi memukul teman temannya. Alien yang tadi bergerak sangat cepat kini jatuh terkapar dengan luka parah di dadanya.

Debu di sekitar mereka mulai menghilang dan nampaklah alien yang seperti mereka lihat sebelumnya berdiri mengelilingi dan mengepung mereka. Tangan mereka yang bersenjata juga bersiap untuk menembak manusia di hadapan mereka

Diantara semua itu ada satu alien yang memiliki bentuk yang sama seperti mereka tetapi terdapat 6 tangan lagi di punggungnya yang menjadikannya seperti laba laba. tangannya terlihat seperti tangan manusia biasa, tidak terdapat selaput berlendir disana. Dia terlihat seperti pemimpin dari pasukan ini.

Ia mengangkat tangannya membuat para alien yang lain menurunkan tangan bersenjata mereka.

"wow, kau berhasil membunuh salah satu hasil eksperimenku" ucap alien  tersebut

Alien itu maju menghampiri Moura yang masih memegangi perutnya yang kesakitan.

"rupanya tidak semua dari kalian itu buruk rupa ya" ucap Makhluk itu sembari tangannya menyentuh dagu dari Moura.

Theo hendak menembak alien tersebut dengan senjatanya tetapi terlambat ketika secara cepat besi besi dibelakang alien tersebut mendekap Moura membuat alien tersebut dan Moura berhimpitan.

Dan secara tiba tiba tubuh mereka seperti meluncur menuju langit dan menghilang dari tempat tersebut.

"MOURAAA....." teriak Theo ketika melihat Moura menghilang

Marie yang masih terbaring di tanah melihat batu ditangannya hancur dan menjadi debu. Debu tersebut menyatu dengan tubuh Marie.

Di kepala Marie kini terdapat sebuah Mahkota yang bermotifkan bulan sabit. Bajunya pun berubah menjadi gaun berwarna perak.

"Selene" Ucap Theo

"Marie dapet kekuatanya Selene" ucap Louis ketika melihat Marie

Mereka sejenak melupakan Moura yang menghilang karena melihat penampilan Marie.

Tetapi itu tidak berlangsung lama karena para alien itu mulai maju perlahan ke arah mereka.

Marie yang sudah berubah wujudnya dengan tenang mengangkat tangannya yang membuat langit disekitar mereka menjadi gelap seperti malam hari dan tubuh Marie menjadi bercahaya seperti bulan di malam hari.

Para alien itu menembakan senjata mereka ke arah Theo dan yang lain. Tetapi cahaya yang di keluarkan Marie terlalu menyilaukan membuat mereka terpaksa menutup mata mereka.

......

Ketika mereka membuka mata yang pertama mereka lihat adalah langit malam dan hanya ada suara ombak yang pecah menghantam batu karang.

"dimana ini" ucap Jack sembari mencoba untuk duduk

Satu persatu dari mereka mulai sadar dan membuka mata mereka.

"heii, goddess moon" panggil Philipe yang melihat Marie duduk diatas batu sembari melihat kearah lautan.

Marie menengok ke arah suara tersebut dan menghampiri mereka yang duduk melingkar. Marie tidak berjalan, ia mengeluarkan sayap berwarna putih berwarna putih yang sangat kontras dengan warna gaunnya. Para lelaki yang melihat itu langsung terpana.

"gw rasa tadi tangan gw kena tembak dah, kok ga ada bekasnya ya?" Tanya Louis

"semua luka Kalian Marie yang sembuhin" ucap Marie sembari mendapatkan diri dan duduk di sebelah Philipe.

"serius?" Tanya Louis

"iya" jawab Marie sembari tersenyum

"Marie dapet kekuatan sesuai dengan tugasnya dia" ucap Jack

"dan gw rasa kita semua juga gitu" ucap Philipe

"Moura...." ucap Theo yang sedari tadi diam

Mereka kembali teringat Moura yang diculik oleh alien tersebut.

"alien yang menculik Moura bernama Fa"ucap Philipe

"kok lu tau nama alienim itu Phil?" Tanya Theo

"ya... Mereka semua punya nama, gw udah sempet baca di telur itu" ucap Philipe "Fa adalah satu dari 4 alien awalnya berwujud normal sama seperti yang lainnya" lanjut Philipe

"gimana maksudnya?" Tanya Louis

"ya ada 4 bersaudara. Fa yang terakhir 3 yang lain udah mati dibunuh oleh Fa" ucap Philipe terhenti "Dan Fa sendiri adalah pemimpin dari pasukan bersenjata para alien itu" ucap Philipe

"maksudnya? 3 yang lain dibunuh oleh Fa?" Tanya Jack

"Mahtala, Pemimpin planet mereka sedang mencari pemimpin untuk pasukan bersenjata mereka dan ia pun mengadakan sayembara. Fa dan 3 saudaranya mengikuti sayembara itu. Hingga akhirnya di babak terakhir mereka harus saling membunuh" ucap Philipe "saudara Fa lebih memilih mengalah,tapi tidak dengan Fa. Ia menghabisi saudara saudaranya dan 6 tangan besi di punggung Fa adalah tangan saudara saudaranya yang ia bunuh" ucap Philipe menceritakan siapa Fa sebenarnya

"Jadi kalo dari cerita itu, Fa bukan alien sembarangan ya?" Tanya Moura

"yaps, secara tingkatan kasta Fa hanya ada di bawah Mahtala" jawab Philipe

"balik lagi ke intinya, gimana cara nyelametin Moura?" Tanya Theo

"gw ga tau, kalo masih ada telur itu mungkin gw masih bisa cari tau" jawab Philipe sambil menunduk pasrah

"Marie tau caranya" ucap Marie sambil berdiri

"gimana?" Tanya Theo

Marie merentangkan kedua tangannya dan tubuhnya terangkat 10 meter dari pasir yang tadi ia duduki, kepalanya menghadap kearah bulan yang sedang bersinar secara penuh malam itu.

Tak lama kemudian Marie kembali turun.

"Moura ada di tempat batu ketiga" ucap Marie

"dimana tempat batu ketiga Jack?" Tanya Theo

"tentunya setelah batu kedua" jawab Jack "tempat batu ketiga baru dikasih tau kalo batu kedua udah kita dapetin"

"terus tempat batu kedua diarah mana?" Tanya Louis

"Selatan" Jawab Jack

"ok kalo gitu kita berangkat sekarang" ucap Theo sambil mengambil senjata miliknya yang ada di atas pasir

"santai te, gw tau lu suka sama Moura. Tapi kita butuh makan sama istirahat" ucap Philipe sembari menahan tubuh Theo

Theo yang mendengar perkataan Philipe memilih untuk mengalah dan kembali duduk.

Louis membuka hoodienya dan baju baju yang ia kenakan. Hal itu membuat Marie menutup matanya.

"Louu....." teriak Marie

"tenang Mar, gw mau makan ikan malem ini" ucap Louis sembari berlari ke laut dan masuk ke dalam air

"Ternyata Louis bego ya, dikira gampang kali nangkep ikan laut pake tangan kosong" ucap Jack sembari mengumpulkan ranting.

Marie yang menyadari kebodohan Louis hanya tertawa dan mengeluarkan bahan makanan dari dalam tas.

5 menit kemudian. Mie instan yang menjadi makan malam mereka sudah tersaji dan Louis akhirnya keluar dari laut.

"gimana Lou? Dapet hiu atau paus?" Tanya Philipe dengan nada meledek

"yayayayaya" ucap Louis

10 menit berlalu dan mereka sudah merapikan perlengkapan mereka.

"berangkat sekarang te?" tanya Philipe memastikan

"jangan deh, kita tidur dulu aja bentar" ucap Theo

"ya sebaiknya kita istirahat dulu, tapi jangan terlalu lama. Dan kita harus berangkat sebelum matahari terbit" ucap Marie

"emang kenapa?" Tanya Louis

"masih ada sesuatu yang dapat ngebantu kita dari kemampuan Marie" Jawab Marie "dan juga sebaiknya kita semua tidur sekaligus gausa ada yang jaga" sambung Marie

"kok gitu Mar?" Tanya Jack

"Selama langit masih gelap Marie bisa ngerasain sekitar Marie, apakah ada musuh atau ngga" ucap Marie

"bagus deh kalo gitu" ucap Philipe

Setelah ucapan Marie tersebut mereka semua terlelap dibawah langit malam.

To be continued...

Sorry sebelumnya, di part sebelumnya banyak typo dan juga jalan ceritanya sedikit ngebingungin. Maaf yaaa.... Karena kurang teliti.

Thanks for reading :)


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C6
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión