"Aku yang memberikan obat itu padamu. Kantorku berada di sebelah kantor Paman. Kamu tidak pernah berpikir bahwa aku yang memberikan obat itu karena kamu berharap bahwa orang yang memberikannya adalah pamanku," Mason tersenyum dan memandang ke arah Wina. "Kalau kamu tahu lebih awal bahwa aku lah yang memberikan obat itu, apakah kamu akan jatuh cinta padaku?"
Mata Wina memerah saat mendengarnya. Ternyata, selama ini orang yang memberikan obat itu untuknya bukan Arka, melainkan Mason …
Jadi, selama ini ia salah paham?
Mengapa semua ini terjadi?
Apakah kehangatan yang ia rasakan itu juga sebuah kepalsuan?
Apakah semua ini hanyalah khayalan-nya belaka?
Apakah selama ini ia mencintai orang yang salah?
Mason melihat mata Wina yang memerah. Wajahnya langsung terlihat muram. "Apakah kamu merasa sedih karena obat itu bukan dari orang yang kamu mau? Apakah obat yang aku berikan itu membuatmu sedih?"