"Aku … Mengapa kamu percaya kepadaku?" tanya Risa.
"Kakakmu selalu mengatakan bahwa kamu adalah gadis yang lugu dan baik hati. Ia selalu takut akan ada orang lain yang memanfaatkanmu dan kamu tidak menyadarinya. Sepertinya ketakutan kakakmu itu terbukti. Kalau aku benar, kamu meminjamkan kacamata itu pada seseorang yang sangat kamu kenal. Kamu sangat percaya pada orang ini dan ia sering memberimu nasihat," kata Anya.
Raisa melangkah mundur dua langkah ke belakang dan menatap Anya dengan terkejut. "Kau … Bagaimana kamu bisa tahu?"
"Aku juga tahu siapa yang mengambil cek itu dariku tiga tahun yang lalu," Anya terus memancing Raisa meski ia sudah memikirkan sebuah nama di benaknya.
Walaupun Raisa lugu, ia juga bukan orang bodoh. Ia langsung menutup mulutnya dengan panik. "Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku bukan orang yang berbuat jahat di belakang orang. Aku tidak mau ikut campur lagi dalam masalahmu. Aku akan pergi!"