Tara hanya bisa menggelengkan kepalanya. Anya sama sekali tidak mau mendengarkannya. Ia juga tidak mau mempercayai semua kata-katanya.
Apa lagi yang bisa ia lakukan?
"Aku ke sini menyetir. Biar aku mengantarmu," kata Tara.
"Tidak usah. Klinikmu pasti sibuk. Aku bisa pergi sendiri. Terima kasih sudah mengunjungiku. Aku merasa jauh lebih baik." Anya berpikir sejenak dan merasa bahwa kemarin malam bukan salah Tara.
Semua orang yang menatap Aiden tidak akan berani melawannya.
"Aku lapar. Apakah kamu tidak mau menemani aku makan dulu?" kata Tara. Saat ia masuk ke dalam rumah tadi, ia sudah bisa mencium bau masakan Hana. Bagaimana mungkin ia pulang tanpa makan?
Anya menatap Tara sambil menggelengkan kepala. Tidak ada yang bisa melawan Tara dalam urusan makan. "Kalau begitu, makanlah dulu sebelum pulang. Toh, Aiden tidak ada di rumah."
Dari luar, suara Hana terdengar. "Anya, makan siangnya sudah siap."
"Ayo kita turun," kata Anya.