"Punya anak yang tidak tahu malu sepertimu hanya akan membuat ibumu marah setengah mati. Apa gunanya dia bangun? Lebih baik tidur saja daripada menghadapi anak sepertimu," kata Raisa dengan dingin saat melihat Anya berada di rumah sakit yang sama dengannya.
Ketika Anya mendengarnya, tubuhnya langsung menegak. Ia menahan kemarahan yang muncul di dadanya dan berkata dengan dingin, "Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Luka kakakku terinfeksi dan sedang berada di rumah sakit ini," kata Raisa sambil memegang bunga dan berjalan menuju ke ujung koridor.
Luka Raka? Apakah tangan Raka yang terluka bertambah parah?
"Raisa …" Anya langsung mengejarnya dan menghentikannya.
Sudut bibir Raisa terangkat saat melihat Anya menghentikannya. Bibirnya menunjukkan senyum penuh konspirasi dan kakinya berhenti melangkah, "Apa? Kamu ingin berkelahi denganku di tempat ini?"
"Apakah tangan Raka baik-baik saja?" tanya Anya dengan khawatir.