Setelah merangkul pinggang Viona dan keluar dari bar, Randika menanyai Viona.
"Kok bisa kamu kenal pria bajingan seperti itu?" Tanya Randika.
"Dia adalah kenalan dari kenalanku." Viona mengerutkan dahinya. "Dari awal aku juga tidak suka dengannya tapi aku tidak menyangka dia sampai memanggil para preman itu."
"Yang sudah berlalu biarlah berlalu." Randika tersenyum. "Asalkan kau selamat aku sudah senang."
"Kau memang pintar berbicara manis ya." Viona juga ikut tersenyum.
"Aku bukan hanya pintar dengan kata-kataku saja, sebenarnya kekuatanku jauh lebih hebat dari yang tadi lho."
"Kekuatan apa?" Viona sedikit penasaran. Dia tahu bahwa Randika jago berkelahi ketika dia membuat para preman di perusahaan Cendrawasih berlutut semua.
Randika lalu menarik Viona ke sebuah gang kecil di mana tidak ada orang dan memojokkannya pada tembok.
Dia lalu mencium Viona sekali lagi!
Kali ini Randika berusaha mendapatkan lidah Viona.