"Aku harus segera menyelesaikannya, teknik sayap es tidak bisa bertahan selamanya". Pangeran Zenta sendiri mencoba memikirkan cara untuk bisa melakukan serangan penghabisan sebelum sayap esnya menghilang.
"Baiklah! Mari kita coba sekarang". Lanjutnya menatap tajam lawannya tersebut.
"Souuust".
pangeran Zenta melesat maju sambil terus menyerang menggunakan sayap esnya.
"Dia ingin bertarung jarak dekat? Hmm, lumayan". Yin mengangguk pelan dan seolah membiarkan pangeran Zenta mendekatinya, dia bahkan sengaja mengurangi serangannya.
"Kemarilah, sepertinya kau sangat ingin menyerangku dari dekat". Gumam Yin berdiri dengan santai membuka celah agar lawannya berpikir memiliki kesempatan untuk menyerang.
Namun pangeran Zenta tentu tidak begitu bodoh, dia tahu lawannya sengaja melakukan hal itu, paling tidak akan ada jebakan yang telah di siapkan.