"Jimin, jaga dirimu sayang ibu akan merindukanmu.."
Baekhyun memeluk putranya erat dia tak tega meninggalkan putranya di negeri orang sendiri meski pun ada sang nenek yang menjaganya.
Hari ini pasangan suami istri Park Chanyeol dan Park Baekhyun akan kembali ke korea dengan penerbangan pagi. Jimin pun mengantarkan kepergian ke dua orang tuanya meski sedikit tak rela namun dia sudah berjanji tidak akan mengecewakan sang kakek untuk menjaga kelangsungan tempat penuh kenangan yang sekarang telah menjadi miliknya.
"Ibu tidak perlu khawatir aku bisa menjaga diri di sini. Nanti saat ada waktu luang aku akan datang menemui ayah dan ibu di korea."
"Baiklah kami akan menunggu kedatangan mu.. Kami pergi sekarang sayang sebentar lagi pesawat akan take off." Ucap Chanyeol yang kini memeluk jimin.
"Baiklah ayah ibu hati-hati ne.."
"Ne sayang.." Ke duanya pun pergi memasuki pesawat mereka dan tak lama setelahnya pesawat mereka pun take off.
Kini jimin pun sudah berada di tempat parkir bandara itu dan mulai masuk ke dalam mobilnya segera meninggalkan tempat itu.
Setelah satu jam berlalu dan waktu sudah menunjukan pukul 07.00 am. Jimin pun menghentikan mobilnya di depan restorannya. Jimin memarkirkan mobilnya di sana. Namun dia tidak masuk ke restorannya melainkan dia melangkahkan kakinya ke arah penginapan yang hanya berjarak 10 meter dari restorannya.
Jimin yang baru tiba di depan penginapan itu, mendapat sapaan dari salah satu pekerjanya
"Selamat pagi tuan muda."
"Selamat pagi Aoyama kun! Bagaimana hari ini? Dan sudah berapa kali ku katakan jangan panggil tuan muda panggil saja jimin kita ini seumuran."
"Baiklah jimin kun."
"Aku masuk dulu ne.." Jimin pun melangkah masuk ke dalam penginapan dan meletakkan Coat berwarna abu miliknya di pinggiran sofa.
"Aku ingin memantau para pekerja ku dulu." Jimin pun melenggang masuk kedalam penginapan berjalan ke arah taman yang sudah banyak pekerjanya yang mulai membersihkan taman itu. Ada yang sedang memotong rumput dan menyapu dan menyiram tanaman. Meski di sana juga ada beberapa tamu yang lalu lalang dan bersantai.
"Selamat pagi semuanya!" Ucap jimin dengan tersenyum manis menyapa para pekerjanya.
"Selamat pagi tuan muda." Ucap mereka serentak.
"Bagaimana hari ini apa ada yang perlu di benahi atau tamu memberi keluhan.?"
"Tidak ada tuan, semua nya merasa betah menginap di sini." Ucap salah seorang pelayan pria itu.
"Oh ya.. Kazu kun kemarin kata ayah seorang tamu mengeluhkan sesuatu. Bisa kita bicara sebentar.." Ucap jimin dengan lembut.
"B-baik tuan muda." Pekerja pria itu berjalan mengikuti jimin keluar area penginapan. Kedua orang itu berjalan melewati beberapa kamar penginapan dan di sana di depan kamar 309 telah berdiri pria tampan dengan pakaian jasnya mematung melihat sosok di depannya. Sosok pemuda yang ia lihat semalam.
"Astaga.. Apa aku mimpi sekarang?"
𝙋𝙡𝙖𝙠𝙠
"Aw! Hyung sakit!" Ringis jungkook saat mendapat pukulan di kepala belakangnya.
"Kau kenapa tuan muda jeon? Sepagi ini kau sudah bermimpi eoh?!"
" Yakk! Kau sangat mengganggu hyung. Sudahlah aku berangkat."
"Ne hati-hati."
Jungkook pun keluar dari penginapan. Namun saat sampai di meja resepsionis jungkook mendengar suara lembut yang sarat akan ketenangan menyapa telinganya. Dan jungkook pun mencoba menguping pembicaraan orang yang berada di sana.
"Kazu kun, katakan kenapa sampai tamu itu memberi keluhan?"
"....."
"Tidak apa-apa katakan saja aku tidak akan marah. Hum.." Ucap jimin lembut dengan tangannya meraih bahu pekerjanya bernama kazu.
"Em.. K-karena saya c-ceroboh tuan muda."
"Benarkah? Memang apa yang kau lakukan?"
"S-saat itu saya membersihkan teras kamar itu. Kemudian tamu dari kamar itu keluar membawa beberapa kertas dan tanpa sengaja saya menabraknya dan kertas-kertas itu berjatuhan kearah sampah yang akan saya buang selanjutnya orang itu marah kepada saya karena kertas-kertas itu kotor. Maafkan saya tuan muda saya sangat ceroboh tolong jangan pecat saya tuan muda saya mohon." Ucap kazu memohon pada jimin agar jimin tidak memecatnya.
"Kazu kun, tenang lah aku tidak akan memecat mu. Aku hanya ingin tahu kecerobohan apa yang kau lakukan. Sampai tamu itu marah padamu. Apa kau sudah minta maaf?"
"Belum tuan muda karena orang itu langsung pergi setelah memarahi saya."
"Baiklah kalau beg..." Ucapan jimin pun terpotong karena seseorang menginterupsinya.
"Aku sudah memaafkannya.."
"Eh, t-tuan..." Kazu pun menunduk takut saat orang datang menyela. Jimin pun menolehkan kepala ke belakang dan matanya pun menatap langsung pria itu.
"Oh.. Apa kah anda orangnya?"
"Iya benar, saat itu aku sangat emosi karena itu file penting untung saja aku punya salinannya di laptop ku."
"Maafkan kecerobohan karyawan saya tuan." Ucap jimin sambil membungkuk.
"Ne tidak apa-apa. Ah boleh aku mengenalmu? Aku jeon jungkook panggil saja jungkook." Jungkook pun mengulurkan tangannya di depan jimin.
"Em.. Jimin, park jimin." Jimin pun membalas uluran tangannya dan tersenyum manis.
'Kulitnya sangat halus.' batik jungkook
"Baiklah kazu kun kembali lah bekerja dan berhati-hatilah."
"Ne tuan."
Kazu pun pergi meninggalkan jimin dan jungkook berdua. Dengan jungkook yang masih terpaku pada paras cantik di depannya.
"Jungkook-ssi.. Jungkook-ssi.. Hey.." Ucap jimin sambil melambaikan tangan di depan wajah jungkook.
"Ah.. Ya.. Em.."
"Kau kenapa?"
"Tidak, aku hanya melihat malaikat."
"Malaikat?" Ucap jimin heran sambil memiringkan kepalanya.
"Ya di depanku ini.." Ucap jungkook dengan menaik turunkan alisnya.
"Aish.. Kau ada-ada saja. Baru juga kenal sudah berani menggodaku eoh...." Jimin pun tersipu malu. Dan meninggalkan jungkook yang tersenyum lebar.
"Aku grogi sekali tadi." Ucap jungkook yang sudah berjongkok memegang kepalanya merasa tak percaya bisa menyapa pemuda yang sudah menarik perhatiannya.
Di sisi lain jimin pun merasakan hal yang sama wajahnya merona dan degub jantungnya belum juga membaik setelah meninggalkan jungkook.
"Jimin, tenang lah tarik nafas buang.. Huftt.." Ucapnya pada diri sendiri.
"Tuan muda apa kau baik-baik saja?" Ucap seorang wanita yang juga bekerja di sana.
"Eh? Yuri chan, aku tidak apa-apa."
"Begitu ya syukurlah.. Oh ya tuan tadi aya chan mencari tuan."
"Benarkah? Jam berapa sekarang?"
"Sekarang pukul 07.57 am tuan."
"Astaga aku lupa." Jimin menepuk keningnya karena mengingat sesuatu. Jimin pun mulai berlari keluar.
"Tuan muda hati-hati jangan berlari seperti itu!" Ucap yuri yang tak di dengar oleh jimin.
Jimin keluar dari penginapan menuju restorannya. Setelah sampai jimin menuju dapur dan memberi arahan pada para karyawannya.
"Selamat pagi semuanya!"
"Selamat pagi tuan muda!" Ucap mereka serempak
"Bagaimana persiapan tempatnya? Apa sudah selesai?"
"Semua sudah tertata rapi tuan. Untuk pesanannya mereka minta untuk mengeluarkannya pada saat pertemuan itu selesai tuan." Ucap hirota.
"Hmm.. baiklah kalau begitu. Jadi pukul berapa mereka datang."
"Pukul 07.15 am tuan."
"Jadi, 10 menit lagi. Kalian bersiaplah menyambut mereka. Lakukan yang terbaik."
"Siap tuan." Mereka pun kembali ke depan dan jimin yang ada di dapur menyiapkan pesanan mereka.
Waktu yang di tunggu pun tiba. Di luar restoran terlihat 7 orang pria berjas masuk ke dalam restoran itu dan menanyakan tempat pertemuan itu.
"Selamat datang!" Ucap hirota pada orang-orang itu.
"Maaf di mana ruangan VIP yang sudah di pesan untuk pertemuan? Atas nama morikawa yuto."
"Silahkan ikuti saya tuan." Ucap hirota
"Ah ya baik." Orang-orang itu pun mengikuti hirota menuju ruang VIP.
"Silahkan tuan!"
"Terima kasih." Hirota pun pergi dari sana.
'Ternyata restoran ini milik anak sialan itu'
'Sialan! Aku masih tak terima dengan keputusan mereka.' batin orang itu dengan tangan terkepal erat.
"Tak akan ku biarkan kau hidup dengan tenang Park Jimin!"
𝙏𝘽𝘾