Namanya juga rencana, pasti ada yang berhadil dan tentu saja ada yang bertolak belakang. Kini Azrell berada di balkon, menatap halaman depan rumahnya dengan tatapan kosong. Ia tidak suka bahwa pada kenyataannya, Rio lah yang menanamkan benih di rahimnya bukan Leo. Ia ingin sekali kalau dirinya benar-benar positif hamil, janin ini harus segera dibasmi atau dengan kata lain aborsi.
Lagipula, siapa yang sudi memiliki anak yang tidak diinginkan? tidak ada, termasuk dirinya.
Tapi banyak tanggapan tentang ketulusan akan kenyataan kalau janin itu adalah sebagian darah dagingnya, dan berusaha menerima takdir. Karena kesalahan berasal dari orang itu, bukan dari hasil apa yang di perbuat.
"Jangan di pikirkan, nanti aku akan tetap tanggung jawab untuk kamu."