Tapi bagi Rado, isu-isu itu adalah sesuatu yang tak perlu menjadi beban pikirannya. Dia fokus pada pekerjaannya dan dia tak akan menyia nyiakan waktu berharganya hanya untuk mengurusi hal yang tidak penting sama sekali.
"Aku punya kandidat yang menurutku sangat cocok, Qi." Sejalan dengan dia bekerja, Rado juga mencarikan pengganti diri nya untuk menduduki posisinya.
"Siapa?"
"Mbak Dian." Qiana dibuat terbengong beberapa saat namun setelahnya dia tersadar. Benar, bisa Qiana akui jika Mbak Dian adalah perempuan yang sangat cakap. Jadi tak salah kalau beliau dipromosikan untuk mengisi jabatan yang akan Rado tinggalkan.
"Tapi nanti aku yang keteteran, Bang. Aku juga butuh sekretaris yang cakap juga. Qiana sebenarnya setuju, tapi dia juga memikirkan dirinya sendiri. Apakah dia akan egois dengan menahan Mbak Dian bersamanya, atau justru dia membiarkan saja posisi Rado diisi oleh perempuan itu. Ini adalah keputusan yang sangat sulit.