"Terima kasih untuk hari ini." Mereka melanjutkan perjalanannya sambil bergandengan tangan. Dan yang baru saja berbicara itu adalah Davie.
"Untuk apa?" Qiana sama sekali tak mencoba melepaskan gandengan tangan mereka. Perempuan itu menikmati saja kebersamaan mereka malam ini. Keluar tanpa ada persiapan, menggunakan motor, adalah yang terasa berbeda bagi Qiana. Meskipun dia pernah melakukan itu dengan Rado waktu itu, tapi jelas kali ini terasa berbeda.
"Untuk mau pergi sama aku." Jawab Davie. "Untuk kembali menerima aku, dan hal-hal baik lainnya kamu berikan kepadaku." Lanjutnya.
"Memang sudah seperti inilah jalannya. Kamu nggak perlu berterima kasih." Begitu kata Qiana. Suasana di jalan raya masih sangat ramai dan menunjukkan jika Jakarta benar-benar tak pernah tidur.
Duduk di sebuah taman, karena Qiana mengeluh kakinya sudah terasa lelah. Bahkan perempuan itu menghembuskan nafas lega karena bokongnya sudah mendarat dengan aman di sana.