Rumah ini kembali ramai dipagi hari,, Aldi sudah bisa melihat istrinya sibuk menyiapkan sarapan bersama Mbak Rahayu. Gadis muda yang piawai mengisi perut suami dan menyiapkan segala kebutuhan dengan telaten.
"selesai ..semoga Aldi suka ya mba..." seru Zara usai memasak menu sarapan, wajahnya cerah berbinar. "mba kok senyum-senyum sendiri..." tanya Zara bingung melihat mba Rahayu senyum sendiri sejak tadi.
"non Zara gimana sih... mba perhatikan ya kok non ngga ada panggilan sayang buat mas Aldi.." ujar wanita yang jauh lebih tua dari Zara ini tersipu "gini loh non.. mba aja yang udah tua gini ada loh panggilan sayang buat suami.."
"iihh mba apaan sih.."
"hehehe.. maaf ni non.. ngga panggil sayang, honey atau bebeb gitu kayak anak jaman sekarang... atau mas gitu..mosok suami nya dipanggil nama aja.."
Rona merah menghiasi wajah putih mulus Zara pagi ini. Dalam hati ia membenarkan ucapan mba Rahayu,, sejak menikah dia hanya akan memanggil Aldi dengan panggilan 'mas' kalau di depan orang tuanya saja,. saat berdua kata 'mas' nya menghilang.
Tapi ia sudah tidak terbiasa pakai kata 'mas', kalau panggilan sayang atau honey.. aaduuhh tidak terpikirkan sama sekali!
.
Aldi menikmati tiap suapan sarapan yang disediakan sang istri dengan sepenuh hati. Zara ikut sarapan bersama, ia mencuri pandang pada si dia yang khusyuk dengan piring dimeja. Seketika ia terpikir untuk memanggil suaminya dengan panggilan sayang seperti yang dibilang oleh mba Rahayu. Biar lebih terkesan dekat dan romantis.
Astaga membayangkan nya saja Zara sudah merasa malu sendiri apalagi kalau ia sungguh memanggil Aldi dengan kata ganti 'sayang' atau 'honey' mungkin.
"Zara..."
"ya sayang..."
Uppss!! sontak Zara terperanjat dengan kata yang meluncur deras kayak rollercoaster keluar dari mulut nya.
"jadi sekarang panggilan sayang nya itu sayang..." sindir Aldi membuat wajah Zara berubah jadi udang rebus, sekilas ia memang mencuri dengar celotehan Zara dan mba Rahayu dengan tema 'panggilan sayang' tidak seperti biasanya bahasan mereka seputar mau belanja apa nanti, sprei apa nanti yang mau diganti, atau apa saja yang biasa dibahas para wanita jika mereka sudah ketemu satu topik menarik untuk dibahas hingga rahang pegal "kamu ngga perlu kaku gitu... aku kan suami kamu wajar dong..." barisan gigi rapi itu tampil melengkapi ketampanan suami yang sudah berpakaian rapi, sementara Zara hanya terpaku kepergok apa yang tengah ia pikirkan sejak tadi.
"aku sudah siapkan baju buat kamu... ada dikamar.. nanti dipakai.. kamu ngga lupa kan sayang..." rupanya Aldi belum puas melihat Zara yang dirundung rasa malu.
"iya... ingat.." sahut Zara bete
"apa??"
"hari ini grand opening Als cake kan..."
"Yap!! buruan siap-siap aku tunggu..." titah Aldi segera dipatuhi si muka dengan torehan rona kemerahan, lebih baik menyibukkan diri dengan bersiap diri ketimbang harus menerima ejekan dari si resek!!
.
Astaga!!! kenapa rasa malu, bahagia, bercampur jadi satu,, jantungnya deg deg ser sendiri. Zara memperhatikan pantulan dirinya pada cermin besar di dalam kamar.
'sayang'... bisa-bisanya ia memanggil Aldi dengan kata keramat itu.
Saking nervous nya ia nyaris lupa tujuan kekamar adalah untuk memakai baju yang disebut Aldi tadi.
Diatas ranjang king size ada sebuah kotak bewarna pink berisi gaun midi dress bermotif batik tulis yang elegan.
.
Tak perlu menunggu lama, Zara sudah siap dengan polesan sederhana namun tidak menghilangkan kekhasan wajah cantik gadis berperawakan Melayu, yah wajah cantik itu diturunkan oleh bunda nya yang keturunan orang Palembang dan ayahnya campuran Sunda, jadilah Zara yang lebih condong mirip bundanya, memiliki alis yang tebal, bulu mata lentik dan kulit bersih terawat.
Rambut panjang sebahu itu dibiarkan terurai, hanya diselipkan spen kecil diujung.
Tak lama ia kembali menemui Aldi yang sudah menunggu di ruang tengah.
"aku.. aneh ya Al..?" tanya Zara ragu karena Aldi tidak bergeming sedikitpun mengagumi istrinya yang tampil begitu mencuri perhatian pagi ini.
"ngga kok.. udah kelamaan... ayo kita pergi..." Aldi mengulurkan tangan, lalu Zara menggandeng tanpa ragu, melangkah beriringan menuju Pajero sport hitam yang sudah siap membawa tuannya ke tujuan.
"jadi mulai sekarang kamu panggil aku sayang??" sindir Aldi fokus menyetir sesekali netranya melirik si putri malu yang duduk disamping kemudi.
"idiiihh.. apaan sih tadi itu cuma reflek.." protes Zara cepat
"iya juga aku ikhlas kok... hehhee" Aldi nyengir kuda mendapati Zara yang mulai mati kutu pagi ini.
-ah Zara... seandainya benar kata sayang itu buat aku,, mungkin saat ini aku jadi orang yang sangat bahagia...- gumamnya dalam hati.
***