Descargar la aplicación
90.97% I don't know you, but I Married you / Chapter 474: Tamu di kantor

Capítulo 474: Tamu di kantor

Kenan langsung memeluk Keyla saat cucunya selesai berjalan bak seorang model profesional. Keyla yang centil menunjukkan kebolehannya saat meniru para model yang sebelumnya dia lihat di London.

"Gemes Apa, mau ya foto di SC? nanti Apa suruh aunty Ara bikin produk anak-anak."

"Kelamaan, mending ikut Karindra sayang, mau jadi model sepatu AG."

"Dih curang..." Kenan merasa tersaingi oleh Jesica.

"Bukannya curang, ini namanya strategi bisnis.."

"Wah..Mas harus telepon Dariel.."

"Suruh kesini Mas..."

"Iya udah lama nih ga ngajakin anak-anaknya main. Kakak keterlaluan.." Protes Kenan.

"Yayah..." Keyla berlari kearah Kay.

"Lagi main ya.." Kay mengais anaknya.

"Ran mana?."

"Lagi meeting dulu."

"Jay katanya mau pulang, mana ya lama banget. Mommy udah kangen sama Zidan.." Jesica melihat kearah jam di dinding yang menunjukkan pukul 3 sore.

"Mas Kris mana mom?."

"Belum bangun masih tidur.."

"Tuh anak pemalesan.." Kenan berkomentar tentang kebiasaan baru anaknya.

"Bukan males Mas, habis sekolah cape. Dia tadi sempet ngerjain PR nya bentar."

"Kalo Jay pulang berarti udah baikan, kalo baikan jelas gara-gara aku.."

"Abang ngasih saran apa? engga macem-macem kan?."

"Engga mom.."

"Bohong, kalo Abang senyum-senyum gitu pasti ngajarin yang aneh-aneh."

"Engga mommy, aku tuh cuman bilang Jay sama Tiara itu harus sering ngobrol. Tiara masih punya ketakutan mom kalo ninggalin Jay berdua sama Zidan."

"Dia bilang gitu?."

"Dia cerita-cerita sama Ran dad.."

"Dia cerita apalagi?."

"Ih..kepo.."

"Bang.. ini supaya mommy bisa kasih tahu anaknya."

"Ga terlalu serius kok mom. Tiara cuman ngerasa Jay kurang ngasih saran ke dia, apa-apa gimana Tiara padahalkan suaminya Jay. Tiara mungkin berharap suami yang bisa ngebimbing gitu loh bukan berarti Jay engga. Mommy kan ngerti Jay itu tipe penurut dan lurus-lurus aja. Dia sih manggut-manggut aja Tiara bilang apa yang penting dia seneng."

"Mas..kasih tahu dong anaknya."

"Mas lagi yang salah."

"Bukan salah, kasih tahu aja harus gimana. Ini kalo sampe kejadian lagi gimana?."

"Ga akan sayang, Jay pasti kapok."

"Keyla mau unya adik apa.."

"Adik? Ran hamil lagi bang?."

"Belum dad.."

"Terus kenapa Keyla bilang gitu?."

"Kemarin nanya-nanya aja sama Keyla dad, tapikan ini lagi usaha."

"Punya anak tuh diurus bang, ga cuman asal ada aja."

"Iya mom..."

"Ama lagi seneng ngomel-ngomel terus." Bisik Kenan pada Keyla membuat Jesica mencubitnya.

"Assalamualaikum..." Jay datang sambil menggendong Zidan.

"Walaikumsalam, akhirnya cucu Ama pulang..." Jesica segera memangku Zidan. Tiara dibelakanganya langsung menyalami Kenan dan Jesica.

"Sehat Tiara?."

"Sehat dad.."

"Udah tenang?." Tanya Kenan. Tiara hanya tersenyum.

"Daddy....." Seru Ara langsung melingkarkan tangannya dibahu Kenan.

"Kakak? baru aja diomongin." Kenan senang.

"Mana Triplets kak?."

"Engga ikut. Aku dari kantor mom. Ini juga bareng Jay nanti dijemput Dariel."

"Oh...kenapa?."

"Mau ngomong sama Kay takut Jay salah tangkep."

"Ada apa kak?."

"Haii Keyla... makin cantik aja ."

"Aunty..." Keyla membalas pelukan Ara.

"Kak ada apa?."

"Ga mungkin kakak omongin ada anak kamu."

"Apaan sih bikin penasaran aja.." Kay bingung. Dia merasa tak pernah ada urusan dengan kakaknya.

"Soal kerjaan ya?."

"Bukan.."

"Kenapa kak?." Jesica ikut penasaran.

"Mom..ada Keyla..."

"Ya udah Keyla ikut aunty Tiara yuk sama Zidan ke kamar.." Tiara menawarkan.

"Aku bantuin." Jay ikut membantu Tiara.

"Papa Jay, Keyla dorong." Keyla ingin mendorong koper Tiara.

"Iya sini.." Jay menggandeng tangan kecil Keyla dan berjalan masuk.

"Ayo cerita kenapa?." Jesica benar-benar ingin tahu yang terjadi sampai membawa Ara datang sendiri.

****

Beberapa jam sebelumnya....

- Iya, ini aku lagi beres-beres. Aku lagi nunggu kak Cindy dulu bentar.

- Ngapain?.

Tiara heran.

- Dia mau ngasihin CV aja.

- Kenapa ke Abang? biasanya lewat HRD.

- Dia kakak tingkat aku, aku mau bantuin dia.

- Oh..mau Abang masukin kerja.

- Iya, dia orangnya pinter kalo jualan, jadikan bisa dukung marketing SC.

- Oh...iya.

- Aku ga suka sama dia.

- Ih kok ngomong gitu?.

- Soalnya kamu ga ngomong apa-apa lagi.

- Aku biasa aja abang deket sama siapapun,

- Kamu kan ga cemburuan, ga kaya aku.

- Apa sih bang, ga papa Abang cemburu juga. Ehal Abang ketemu dimana?.

- Dikantor kok.

- Awas ya pergi-pergi berduaan.

- Kamu cemburu?.

Jay senang.

- Bukan, takut temen aku liat, mereka mikirnya aneh-aneh.

- Engga kok sayang, dikantor aja.

- Ya udah jangan terlalu sore ya kasian Zidan.

- Iya, udah urusannya selesai aku jemput.

- Jangan udah urusannya selesai tapi kasih waktu.

- Sejam ya, jam 4 aku otw.

- Iya-iya..

- Tiara...I love you.

Jay dengan senyuman di bibirnya.

- I love you too, jangan nakal.

Tiara seperti menasihati seorang anak. Selesai telepon ditutup sekretaris baru Jay memberitahu jika Cindy sudah datang. Jay segera turun kebawah sekaligus bergegas pulang.

"Kakak..kakak..."

"Apa sih teriak-teriak, ini kantor bukan rumah."

"Aku pulang duluan.."

"Loh masih jam berapa ini?."

"Aku harus jemput Tiara sama Zidan."

"Oh ya udah hati-hati."

"Iya Kak.." Ucap Jay kemudian berjalan menuju lift. Jas yang sempat ditentengnya kini dia pakai. Saat pintu lift terbuka dia dapat melihat Cindy duduk di lobi.

"Kak Cindy, maaf ya nunggu lama."

"Iya ga papa kok, aku ganggu ya?."

"Engga kok kak, ayo duduk lagi." Jay ikut duduk di sofa.

"Aku baru pertama loh masuk SC, gede banget.."

"Nanti juga pasti sering kesini, mana CV nya?."

"Ini.." Cindy memberikan sebuah amplop coklat. Jay langsung menerimanya.

"Udah kirim email juga kan?."

"Udah Vier."

"Ya udah nanti mereka hubungin kakak."

"Makasih ya Vier, ga nyangka bisa ketemu lagi terus ditolongin lagi."

"Iya sama-sama, lagian kebetulan juga tim marketing ada lowongan." Jay sambil memamerkan senyumannya. Senyuman anak kecil yang selalu Cindy suka dari dulu.

"Maaf Bu, yang ibu cari ga ada.." Suara satpam terdengar di dekat pintu masuk.

"Ga mungkin, dia pasti udah ada disini.." Suara perempuan itu terdengar lebih keras.

"Hm..kak aku ga bisa lama-lama mau jemput istri sama anak aku." Ucapan Jay membuat Cindy tertegun. Baik sekali Jay dengan keluarganya. Rumah tangganya pasti sangat harmonis.

"Oh..oke Vier ga papa, aku juga mau langsung pulang."

"Bawa mobil?."

"Engga, tapi aku bareng temen aku. Tuh di depan."

"Ya udah yuk aku anter.." Jay berdiri dan mengantar Cindy kedepan. Dia bahkan sempat membukakan pintu untuk Cindy.

"Makasih Vier, aku duluan.."

"Iya kak.." Jay mengangkat tangannya lalu kembali masuk.

"Nah ini.." Seorang wanita tiba-tiba berdiri dihadapannya dengan seorang anak lelaki.

"Ada apa ini?." Jay bingung karena wanita itu menarik kemejanya.

"Ini anak kamu."

"Hah?!." Jay kaget.

****To Be Continue


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C474
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión