"Aku harus pergi," ucap Eros tiba-tiba. Dia menatap Namara penuh perhatian. "Kita akan bertemu lagi."
"Tunggu ….." Namara memegang tangan Eros dengan kuat. "Kondisimu sudah benar-benar baik? Serangan dari Formori itu, apa sudah tidak masalah lagi?"
Eros menggeleng. "Aku baik-baik saja sekarang. Semuanya baik," ucapnya dengan jujur.
Namara menatap Eros dengan saksama. Dia masih merindukan pria itu, tapi kenapa dia harus pergi lagi? Kenapa harus secepat itu?
Tiba-tiba timbul niat berani dalam hatinya. Dia mendorong tubuh Eros dengan kuat ke rerumputan. Pria itu langsung terkejut melihatnya melakukan itu.
"Namara …."
Tanpa peduli pada panggilan itu Namara langsung membungkuk dan mencium bibir Eros. Ciumannya lembut sekaligus menuntut. Dia ingin pria itu membalasnya.
Eros tidak tahu kenapa tiba-tiba Namara menjadi dominan. Tentu saja dia tidak menolak. Dia pun segera membalas ciuman Namara. Bahkan dia melakukannya lebih liar dari pada wanita itu.