Setelah mengendalikan kudanya selama beberapa saat akhirnya Namara tiba di tempat tujuan. Dia menghentikan kudanya di pinggiran hutan lalu meninggalkannya di sana.
Alubetta tidak menarik. Kuda itu sangat kurus dan terlihat seperti kuda sakit-sakitan. Dia yakin tidak akan ada yang berniat mencurinya. Kecuali tuan kota Thersea yang bodoh.
Namara melangkah menuju kedalaman hutan. Dia bisa mendengar suara serentak dari orang-rang yang berlatih. Rupanya mereka masih melakukan rutinitas itu.
Dia menghentikan langkahnya di dekat pohon. Di sana dia mengamati semuanya secara diam-diam. Ada banyak budak-budak yang masih sibuk berlatih. Namun, ketika melihat mereka Namara sedikit tercengang.
Tunggu dulu. Kenapa mereka terlihat cukup berbeda?
Budak-budak yang sebelumnya terlihat kusam dan kusut, sekarang terlihat jauh lebih baik. Tidak ada lagi wajah-wajah penuh kesedihan ataupun keputusasaan. Yang ada hanyalah orang-orang yang penuh dengan semangat juang tinggi.