Helen berjalan mendekati Namara. Dia segera memegang pergelangan tangan Namara dan memeriksa denyut nadinya selama beberapa saat.
Keningnya berkerut. Dia juga tidak menemukan apa-apa. Semuanya terasa sangat normal.
"Sebelumnya ada banyak darah yang keluar. Itu sangat banyak. Aku bahkan menyekanya sampai berkali-kali. Untungnya sekarang sudah berhenti," tutur Hestia.
"Darah?"
Hestia mengangguk. "Ya. Darah merah gelap keluar dari pori-porinya. Itu di sekujur tubuh, bukan pada anggota tubuh tertentu."
"Hmm. Bagaimana awal mulanya?" tanya Helen.
"Dia meminum ramuan yang dia buat," jawab Hestia.
"Apa kau yakin itu bukan keracunan?" tanya Helen.
"Bukan, sepertinya bukan. Aku sudah meminum ramuan itu dan hasilnya justru sangat bagus. Itu sepertinya tidak berbahaya," ucap Hestia dengan yakin.
"Bisakah kau ambilkan beberapa untukku?"