Namara mengambil arah jalan yang sama seperti sebelumnya. Dia kembali melewati sel tahanan pria yang sebelumnya meminta pertolongan padanya. Pria itu menghentikan langkahnya.
"Kau akan keluar sekarang?" tanya si pria. Namara pun mengangguk.
"Sepertinya kau tidak akan bisa keluar lewat pintu gerbang. Pasti ada banyak penjaga di sana."
Kening Namara langsung berkerut. Apa yang pria itu katakan memang benar. Para penjaga sudah datang dan gerbang itu tidak akan kosong tanpa penjagaan.
"Apa kau tahu jalan keluar lain?" Namara bertanya.
"Hanya ada saluran air di bawah tanah. Untungnya sudah lama tidak turun hujan. Kau mungkin bisa keluar dari sana. Itu pun kalau kau tidak memiliki rencana lain."
Namara merasa sedikit tidak berdaya. Apa dia benar-benar harus keluar lewat saluran pembuangan air? Seharusnya ada cara lain untuknya, tetapi apa?
"Di mana pintu saluran air itu?" tanya Namara.
Pria itu menunjuk pada tanah di bawah. "Kau bisa menemukan penutup besi sebelum pintu gerbang."