Hari-hari yang dilalui Khanza saat ini serasa sedang di aduk-aduk oleh perasaannya sendiri, yang tidak bisa dia ungkapkan bagaimana hati dan perasaannya yang sesungguhnya setelah bertemu dengan pak Gibran. Kini, pak Gibran juga memanfaatkan keakrabannya dengan Icha, teman dekat Khanza di restoran untuk membantunya dalam segi apapun tentang Khanza.
"Icha, makasih banyak. Kamu selalu membantu bapak untuk selalu mendapat kabar dan informasi tentang Khanza," uajr pak Gibran ketika diam-diam menemui Icha di halaman parkir. Tentu ini tanpa sepengetahuan Khanza, karena jika Khanza tahu tentu akan membuatnya sedikit marah.
"Tapi, apakah tidak apa? Sedang bapak sudah memiliki anak dan istri," ujar Icha.
Pak Gibran terdiam sesaat dan mengatupkan kedua bibirnya, mengangguk pelan lalu menatap lekat wajah Icha.
"Kamu tidak akan mengerti posisi dan perasaan bapak saat ini, Icha."
"Ah, maafkan Icha. Karena Icha masih belum mengerti perihal tentang cinta, hehe…"