Merasa puas setelah memanjakan rasa lapar dan haus dari mereka berdua, Devano kembali mengajak untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat lain. Khanza mengiyakan begitu saja, sambil dia berpikir dalam hatinya, bagaimana pak Gibran saat ini.
Hatiku, sebenarnya apa mau mu? Rasanya aku tidak ingin membuat sakit hati lelaki yang sudah banyak berkorban untukku saat ini, tapi saat bersama lak-laki yang menyebalkan ini aku enggan sekali beranjak pergi, aku menemukan sesuatu yang berbeda.
Batin Khanza bergejolak tanpa henti.
"Za, kalau kamu lelah ayo pulang saja!" kata Devano, setelah dia memperhatikan Khanza hanya terdiam melamun sambil berjalan menuju mobil Devano.
"Oh, tidak! Aku hanya sedikit melamun saja," sahut Khanza gagap.
"Memikirkan seseorang yang tadi menelponmu?"
"Eh, tidak! Sudahlah, kita pergi saja. Tapi kemana lagi kita akan pergi?" tanya Khanza mengalihkan.