Descargar la aplicación
96.49% Nikah Siri / Chapter 55: Bab 53~Kembali ke Indonesia' Mualafnya Vellycia

Capítulo 55: Bab 53~Kembali ke Indonesia' Mualafnya Vellycia

Musim berganti, hari, minggu, dan bulanpun berganti, tak terasa sudah saatnya Nay dan keluarga pulang ke tanah air. Ayah Nay sudah berjalan normal. Nay sedang mengandung usia kehamilan 8 minggu. Rey sangat perhatian terhadap Nay seperti biasa. Dan Rey sudah terbiasa memanggil orangtua Nay dengan sebutan Ayah Bunda. Layaknya seorang anak memanggil orangtuanya sendiri.

*Dalam mobil, (Menuju kediaman Rey dan Nay)*

"Bunda, maukah tinggal di Jakarta dulu?, Rey khawatir dengan keadaan Nay, bunda" pinta Rey cemas

"Apakah tidak merepotkanmu Rey?"

"Jelas tidak bunda, ayah, sungguh Rey merasa tenang jika bunda di sisih Nay, Rey takut Nay stress dan tertekan kembali"

"Bunda sama ayah, apa tidak keberatan jika tinggal di Jakarta?" tanya Nay

"Tidak apa-apa bunda sama ayah kalau kalian tidak keberatan bunda dan ayah akan tetap Di jakarta" jawab bunda Nay

"Alhamdulillah, nanti Rey akan minta anak buah Rey untuk menjemput Attar dan juga Abighail bund" ucap Rey

"Benarkah nak? Bisakah kau bawa mereka ke Jakarta, sungguh ayah sangat merindukan mereka" ucap ayah Rey

"Iya ayah, secepatnya Attar dan Abighail akan berada disini menemui ayah dan bunda" ucap Rey

"Syukurlah, ya Allah" ucap bunda Nay senang.

Nay sangat tak sabar tiba dirumahnya, ia merindukan sahabat-sahabatnya dirumah. Setelah berjam-jam terjebak macet, akhirnya mereka sampai di kediaman Rey dan Nay di daerah Menteng. Rumah megah 2 lantai berdiri dengan kokohnya. Dengan mobil yang berjajar rapi, ketika turun dari mobil Nay langsung berlari menghampiri Dewi, Manuel dan seorang wanita berhijab. Rey yang melihat istrinya berlari langsung teriak, bunda Nay dan ayah Nay juga berteriak memanggil nama Nay. Nay yang kaget nyaris terjatuh namun langsung di tangkap oleh Manuel. Sehingga ia tidak jadi terjatuh.

Rey berjalan dengan cepat menghampiri Nay,

"Apa kamu baik-baik saja Nay, perutmu sakit? Perutmu sakit atau apa? Katakan padaku" ucap Rey yang pucat khawatir dengan keadaan Nay.

Bunda dan Ayah Nay pun berkata,

"Bagaimana kamu ini Nay, sudah bunda sama ayah bilang berhati-hatilah kandunganmu itu lemah, jangan kamu buat untuk berlari" bunda Nay memarahi Nay

"Astagfirullah Nay, Nay berapa kali sih kamu itu harus di bilangin di ingatin kamu lagi hamil" omel Manuel

"Sudah, sudah, nanti Nay akan aku nasihati, om tante masuk yuk kenalin saya Dewi istrinya Manuel sahabatnya Rey" ucap Dewi memeluk Nay yang bersedih karena dimarahi banyak orang.

Dewi, Manuel, dan wanita berhijab itupun pun mencium tangan ayah dan bunda Nay. Nay di rangkul oleh Dewi di bawa masuk dan beristirahat di kamarnya. Dewi dan wanita berhijab itupun menemani Nay di kamarnya. Sementara Rey dan Manuel serta ayah dan bunda Nay sedang berbincang dibawah membahas banyak hal termasuk Nay.

*Ruang tamu*

"Rey, bingung bun. Nay selalu seperti ini di kehamilan sebelumnya dia berlari dari lantai 3 untuk menemui Rey yang baru pulang kerja, waktu di Bandung" ucap Rey

"Apa tidak pernah kalian marahi Nay?" tanya bunda Nay gemas dengan tingkah anaknya ini, sekaligus kasihan melihat wajah menantunya yang masih pucat.

"Nay selalu menangis tante om jika dimarahin, waktu maunya apa kalau tidak diikutin langsung menangis, atau kalau di marahin dia besoknya nggak mau makan kalau dulu seperti itu sih om tante" saut Manuel

"Ya ampun, semoga hamil nya saat ini tidak seperti itu, apa baiknya dia tidur di kamar bawah saja Rey? selama dia hamil agar dia tidak naik turun tangga?" ucap ayah Nay

"Sebaiknya begitu ya yah, biar aman. Rey nggak habis fikir dengan Nay yah, bund, dia seperti lupa kalau dia itu sedang hamil" curhat Rey kepada mertuanya

"Sabar-sabar Rey kita rawat Nay bersama-sama" ucap ayah Nay mencoba menguatkan menantunya.

"Om tante istirahat dulu, kamar om tante sudah disiapkan di lantai atas om tante, koper nya om sama tante sudah di bawa di kamar om" ucap Manuel

"Oh baik nak, yasudah om dan tante istirahat dulu, tolong kuatkan teman mu ini wajahnya masih pucat" ucap bunda Nay kepada Manuel

"Siap om tante, tenang saja" kata Manuel sambil tersenyum ramah.

"Gimana-gimana bro, sehat dong ya?" tanya Manuel sambil memberikan air putih kepada sahabatnya tersebut

"Kemarin waktu di Jerman aku bertemu dengan Natalie di rumah sakit, dia bilang mamah sedang sakit dirawat di Swiss"

"Ya Allah, sakit apa?"

"Entahlah aku enggan bertanya"

"Aku belum bisa memaafkan orangtuaku Nuel" ucap Rey

"Apa Nay tau?"

"Tidak dia tidak tau, aku tak mau menambahi beban fikiran nya"

"Baiklah, baiklah nanti akan ku coba anak buahku mencari info tentang mamahmu" ucap Manuel berusaha menenangkan Rey

"Ok, thanks Nuel"

"Iya sama-sama"

"Vellycia dimana? Kok nggak kelihatan?" tanya Rey

"Loh dari tadi Vellycia sama kita"

"Mana??" tanya Rey bingung

"Lah yang pakai hijab tadi itu"

"What?Vellycia?? Sudah muslim dia?"tanya Rey

"Alhamdulillah sudah, sudah 2 bulan terakhir ini" jawab Nuel

"Ma syaa Allah Vellyc, wah salut kagum ya Allah kita semua sudah jadi mualaf sekarang" ucap Rey

"Alhamdulillah, semoga kita semua bisa istiqomah" ucap Manuel

"Aamiin ya Allah, aamiin ya Allah" ucap Rey

*Kamar*

"Kak Dewi, kak Vellycia dimana?, kok nggak dateng sih jahat banget" tanya Nay

"Lah itu yang lagi masang wajah marah ke kamu, siapa lagi kalau bukan Vellyc" jawab Dewi tersenyum

Nay pun menoleh ke wanita cantik berhijab coklat susu tersebut. Nay melihat dengan seksama ia pun terkejut, sembari berkata

"Kak Vellyc?? Apa ini kakak?" ucap Nay

"Hm kamu fikir siapa lagi" ucap Vellycia sambil mencubit pipi Nay

"Aaau au sakit sakit, aa kakak ih sakit jangan di cubit dong." gerutu Nay

"Siapa suruh lari tadi dibawah" omel Vellycia

"Hehehe maaf kakak, kakak sudah jadi muslim?" tanya Nay

"Alhamdulillah sudah"

"Ma syaa Allah, kakak cantik banget ya Allah, ya Allah" puji Nay

"Ah bisa aja kamu, kakak tetep mau marah sama kamu, kamu kan sering kakak chat Dewi chat Manuel chat ngingatin kalau kamu lagi hamil, kenapa sih susah banget kamu ngerti Nay"

"Nay salah kak Nay minta maaf"

"Jangan minta maaf sama kakak, minta maaf sama bayimu. Ia pasti terkejut" ucap Vellycia

"Iyah iyah" ucap Nay yang hendak menangis

"Sudah sudah, udah Vell nangis lagi emak satu ini nanti, udah kita turun kebawah yuk siapin makanan. Biar Rey dan Nay beristirahat dulu" ajak Dewi

"Hmm baiklah, awas aja kamu Nay sampek lari-lari lagi" ancam Vellycia

"Iyah kakak" jawab Nay memelas.

Dewi dan Vellyciapun turun kebawah. Ia melihat Rey dan Manuel sedang berbincang.

"Rey tu Nay nangis di atas"ucap Vellycia

"Kenapa lagi?" tanya Rey sambil melihat Vellycia yang cantik terbalut kerudung berwarna coklat susu

"Barusan aku marahin" jawab Vellycia

"Hahaha sudah kuduga" jawab Manuel

"Ya begitulah, sayang kalau Vellyc ketemu Nay" sambung Dewi yang sedang mengambil handphonenya di meja

"Haiih Vel, Vel, capek tau buat Nay diem kalau udah nangis gitu" gerutu Rey

"Halah salah siapa punya istri cengeng banget" omel Vellycia.

"Baik-baik aku akan keatas, ya Allah capek banget aku asli" gerutu Rey yang sembari menaiki tangga.

Kamar Nay

"Nay, apa kamu menangis?" tanya Rey yang sedang berjalan menghampiri istrinya yang sedang terbaring di kasur.

"Tidak sayang, aku hanya sangat lelah, sayang ayo beristirahat" ajak Nay

"Iya sayang" Rey menyusul Nay yang sudah berbaring. Rey berbaring di sisih Nay, dan mengusap-usap perut Nay dengan lembut, sampai Nay pun tertidur. Reypun karena sangat lelah tertidur dengan tangan di atas perut Nay. Rey memeluk Nay dengan penuh kasih.

Rey dan Nay pun menjalani hari-hari dengan baik. Ayah Nay, sering mengajak Nay berjalan-jalan di halaman rumah. Sementara bunda Nay merawat Nay dengan sangat baik. Rey pun menugaskan ahli gizi yang lebih baik lagi dari yang dulu untuk mengontrol makanan Nay. Nay dan Rey, ayah dan bunda, serta Dewi, Manuel dan Vellycia sering belajar bersama tentang agama di rumah Rey. Karena Nay sedang hamil dan dilarang kemana-mana proses belajarpun dilakukan dirumah Rey dan Nay.

Sesuai janji Rey, anak buah Rey berhasil membawa Abighail dan Attar untuk kerumah Nay dan Rey untuk menjenguk orangtuanya. Awalnya Rey dan Nay kesulitan untuk membujuk kakak dan adik Nay tersebut, namun karena kegigihan anak buah Rey yang tiada lelah untuk membujuk mereka, akhirnya mereka berdua dengan sukarela datang ke Jakarta dan melihat ayah bundanya. Konflik batin keluarga Kamayel ini pun terselesaikan dengan baik dan bijak. Ayah dan bunda kini mencintai anak- anaknya lebih dari apapun, baik Abighail, Attar, dan Nay kasih kedua orangtua itupun tak terbedakan sama sekali. Abigail dan Attar hanya 1 minggu tinggal di Jakarta. Setelah itu mereka pulang karena kesibukan mereka masing-masing.

Dunia ini penuh dengan perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholehah.

Sebaik-baiknya wanita adalah ia yang mampu menjaga rasa malu dalam dirinya agar tidak hilang.

🍁Nayy


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C55
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión