Kami sampai di rumah Pack sekitar dua puluh menit kemudian. Tim langsung berpamitan lagi setelah mengantarku, aku berterima kasih padanya sebelum Ia mengayuh sepedanya lagi kembali ke arah kota.
Padahal jarah rumah Pack ke pusat kota lumayan jauh, tapi Ia selalu naik sepeda kemana mana.
Aku berjalan melewati gerbang utama. Halaman depan rumah Pack terlihat sepi siang ini, mungkin karena para anggota Pack muda yang tinggal disini sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Sebagian masih sekolah, sedangkan sebagiannya lagi sudah mulai bekerja.
Saat aku melintasi halaman luas menuju pintu depan rumah. Aku tidak sengaja mendongak ke deretan jendela di lantai tiga, ruang kerja Alex berada di deretan itu. Entah kebetulan atau apa, siluet seorang pria tiba-tiba menarik tirai di salah satu jendela lalu memandang ke halaman... tepat ke arahku.