Tenggorokanku terasa sangat kering. Mungkin karena rasa tidak nyaman yang kurasakan, atau mungkin karena suara dengungan di telingaku yang membuatku harus membuka mataku yang terasa berat.
Awalnya pandanganku terlihat berbayang. Aku harus memejamkannya sebelum mencoba membuka mataku lagi. Satu per satu wajah orang-orang yang kukenali menatapku balik.
Ekspresi terkejut, khawatir, cemas, marah, syok menghiasi wajah-wajah yang mengelilingi tempat tidurku. Aku berusaha berbicara tapi tenggorokanku sangat kering, aku harus berdeham beberapa kali sebelum bisa mengucapkan satu kata yang terdengar sangat serak.
"Apha," ucapku sambil memandang Mum, Dad, Jenna, Evelyn, Jake, dan yang terakhir Alex. Ia berdiri paling jauh dari tempat tidurku.
Saat ini aku berada di kamarku. Kamar yang kutempati selama tiga belas tahun belakangan ini. Sesaat aku merasa tidak mengenali tempat ini karena selama beberapa bulan terakhir aku tinggal di rumah Pack.
"Cara—"
"Sayang, kau harus—"