"Dad! Jangan!" pekikku. Suara geraman dan teriakan bercampur di dalam kekacauan situasi saat ini, dan sebagian besar mendukung ayahku untuk menghajar Alexei.
"Nick!" Mum yang sejak tadi membeku takjub di tempatnya tiba-tiba berada di sampingku, salah satu tangannya masih memegang sendok kayu salad yang berukuran cukup besar. Pandanganku tertuju pada tangan menghitam Dad yang tajam, kini mengiris kulit leher Alexei hingga mengeluarkan darah. Aku ingin menarik Dad menjauh dari Alexei, tapi sejak kecil orang tuaku selalu memperingatkanku untuk tidak menyentuh seorang Volder yang sedang marah atau sedang memasuki fase blood lust karena sangat berbahaya.