Elliot bertanya padaku tentang sikap anehku barusan, tapi aku tidak bisa menjawabnya karena perasaanku masih terasa campur aduk. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung pulang setelah aku bilang padanya kepalaku terasa sakit.
Untungnya Ia sangat memahamiku jadi Ia tidak menuntut penjelasanku atau mendesakku lebih jauh lagi. Keheningan menyelimuti kami selama perjalanan kembali menuju apartemenku. Aku mengirim beberapa pesan lagi kepada Alexei, menanyakan bagaimana wawancaranya, tapi sama seperti sebelumnya pesanku tidak bisa terkirim.
Kusandarkan kepalaku di jendela taksi yang terasa sedingin es. Apa yang Alexei lakukan dengan dua wanita itu di hotel? Pikiran dan perasaanku terasa kalut. Apa aku berhak marah? Tapi aku harus mendengar penjelasannya lebih dulu, kan? Berbagai macam pertanyaan menghantui kepalaku. Kini dadaku sudah tidak terasa sesak lagi, tapi malah terasa kosong dan kebas.
Semua orang juga tahu apa yang biasanya orang lakukan di hotel.