"Bagaimana kamu tahu bahwa Kakakku tidak akan mati?" Han Xue yang sedang merapikan kukunya berbicara dengan nada yang dingin, "Jika Kakakku mati, pernikahan antara kamu dengan dia akan berakhir. Kamu tidak hanya akan mendapatkan warisannya, kamu juga bisa menikahi Mo Qing. Ini sungguh menguntungkan bagimu."
"Diam, apakah kamu ingin Kakakmu mati? Jika tidak bisa jaga ucapanmu, lebih baik kamu pergi saja sana."
Han Ke bagaikan sumber kehidupan bagi Nyonya Han. Saat ini putranya sedang berada dalam keadaan kritis. Bahkan masih belum bisa dipastikan bisa selamat atau tidak. Ketika mendengar kata 'mati' Nyonya Han merasa hatinya seperti ditusuk jarum, bahkan meskipun itu putrinya sendiri yang mengatakannya, tetap saja Nyonya Han tidak ingin mendengarnya.
Han Xue cemberut, dan amarahnya semakin memuncak. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri, lalu mengambil tas yang ada di atas meja dan bergegas untuk pergi.