Descargar la aplicación
38.33% Ketika Tak Bertemu / Chapter 23: Hargai Hidupmu, Menjauh Dari Kakak Pertama

Capítulo 23: Hargai Hidupmu, Menjauh Dari Kakak Pertama

Editor: Wave Literature

Meskipun Gu Zhishen tidak menjawabnya, namun ia mendekatkan wajahnya ke wajah Yun Jianyue, mengaitkan sedikit bibir tipisnya. Ya, artinya sudah sangat jelas.

"Wow!" Yu Jinjiu menyiul sambil senyum, menyaksikan adegan ini dengan menarik.

Bai Chang'an dengan cuek menyindirnya, "Kamu berusahalah menyindir kami yang masih bujangan! Lihat kedepannya siapa lagi yang akan membantumu!"

Yu Jinjiu ikut menyambung ucapannya, "Lao Er, kamu jangan suka menyindir, kedepannya kamu akan merasakan akibatnya!"

Bai Chang'an meliriknya, "Lao San, kamu terlalu banyak bicara!"

Gu Anyang yang sedang bernyanyi tampaknya telah menyadari ada sesuatu yang menarik yang sedang terjadi, ia pun segera lari kemari. Pantatnya langsung duduk di sebelah Mo Fuqing, dengan inisiatif ia berkata, "Kakak keempat, aku juga memberikanmu sebuah lucky kiss."

Wajah Mo Fuqing tidak mengatakan apapun, ia hanya memberikan sebuah tatapan dingin kepada Gu Anyang. Gu Anyang pun segera menundukkan kepalanya dan menggumam, "Aku, kan, cuma bercanda!"

Mo Fuqing kembali menatap ke arah Gu Zhishen dan Yun Jianyue, sepertinya juga sedang menunggu adegan ini.

Suasana dalam ruangan dalam seketika berubah menjadi aneh, di bawah tatapan mereka, ia sudah pasti tidak bisa mencium Gu Zhishen. Mereka berdua masih belum begitu akrabnya. Lagi pula, ia juga tidak mengizinkan dirinya bertindak sejauh ini.

Namun ia juga tidak boleh membuang muka Gu Zhishen di depan teman-temannya ini.

Akhirnya Yun Jianyue pun memikirkan satu cara lain, ia mencium jari tangannya sendiri, kemudian jari tangannya mencium pipi Gu Zhishen, "Memberimu keberuntungan! Tapi aku harus bilang dulu, aku tidak memiliki keberuntungan dalam perjudian!"

Mereka merasa kecewa namun juga senang ketika melihat Yun Jianyue hanya memberikan ciumannya lewat jari tangannya, karena mereka bisa melihat Gu Zhishen yang merasa tidak puas dengan ciuman itu.

Gu Zhishen mengerutkan alis matanya yang hitam itu. Meskipun ia kurang puas dengan ciuman jarinya yang menandakan keberuntungan, namun ia juga tahu sifat Yun Jianyue yang malu-malu. Setidaknya, bisa melakukan tindakan seperti ini mungkin juga karena tidak ingin membuatnya malu di hadapan teman-temannya. Kalau tidak, dengan sifatnya itu ia pasti tidak bisa melakukan tindakan ini.

Bibir tipisnya pun tersenyum, mengambil batu Mahjong bersama tangan kecilnya.

Dalam seketika, semua orang menahan napasnya dan menatap ke tangan Yun Jianyue dan Gu Zhishen yang sama-sama sedang memegang batu Mahjong itu, "Tidak mungkin begitu kebetulan!" Kata Bai Chang'an dengan matanya yang besar dan gugup.

"Kalau memang begitu kebetulan, kamu mau menelan set Mahjong ini!" Gu Zhishen melirik ke Bai Chang'an.

Bai Chang'an juga menjawab dengan percaya diri, "Makan! Aku tidak percaya kamu bisa seberuntung itu!"

Begitu suaranya selesai, mata Gu Zhishen pun menyala terang, tangan yang memegang tangan Yun Jianyue langsung meletakkan batu Mahjong itu pada meja, dengan nada yang penuh semangat, "Mahjong!"

Dalam seketika seluruh ruangan penuh dengan keheningan yang mengerikan, Gu Anyang yang duduk di sebelah Mo Fuqing sangat kaget dan membuka lebar mulutnya menjadi sebuah huruf "O".

Pada saat ini, manajer Biluo mengetuk pintu dan mengantarkan makanan yang dipesankan Bai Chang'an tadi. Gu Zhishen memeluk pinggang Yun Jianyue, ia mencium pipinya ketika masih termenung tidak mengetahui hal yang terjadi, "Sayang, kamu benar-benar adalah dewi keberuntunganku! Ayo, kita makan!"

Yun Jianyue pun kembali bereaksi, telinganya tiba-tiba menjadi sangat panas. Ia langsung mengangkat tangannya dan menyentuh pipinya yang telah dicium Gu Zhishen, hatinya pun mendebar kencang tidak jelas.

Tidak bisa membedakan responnya ini adalah karena marah atau merasa malu. Lagi pula, bagaimana ia bisa menciumnya di hadapan begitu banyak orang!

Gu Zhishen membawanya berdiri dengan tangan yang merangkul di pinggangnya yang ramping. Sebelum mereka pergi, ia melihat ke Bai Chang'an yang mematung di tempat itu, "Ingat kata-katamu tadi, makan Mahjong itu!" Kemudian ia pun membawa Yun Jianyue menuju meja makan.

Bai Jianyue yang merespon kembali melihat ke arah Yu Jinjiu, Mo Fuqing, dan Gu Anyang, mereka semua sedang menatapnya dengan penuh kasihan.

"Aku tidak percaya! Bagaimana ini bisa terjadi!" Bai Chang'an pergi mengambil satu-satunya batu Mahjong yang tidak dibuka Gu Zhishen. Ia melihatnya, batu Mahjong pun jatuh dari tangannya ke meja membuat suara yang renyah.

Ia merasa sangat putus asa.

Yu Jinjiu berdiri, menepuk pundak Bai Chang'an dan mengatakan dengan penuh perasaan, "Hargai hidupmu, menjauh dari kakak pertama, kata-kata ini sudah kita katakan sejak tahun lalu, kenapa kamu selalu lupa!"

Ia pun dengan simpati mengeluarkan suara "Haiz.", Yu Jinjiu pun pergi.

Mo Fuqing ikut berdiri, juga menepuk pundaknya, namun kata-katanya lebih singkat lagi, "Jaga dirimu."

Gu Anyang yang ikut di belakang Mo Fuqing, menghentikan langkahnya dan menoleh ke Bai Chang'an dengan penuh belas kasihan, "Bibiku saja tidak berani lengah di depan kakakku, kamu ini, mantap!"

Gu Anyang memberikan ibu jari kepadanya, sungguh berani!

Semuanya pergi meninggalkan Bai Chang'an sendiri, melihat batu-batu Mahjong yang ada di meja, "Bang!" ia pun berbaring di meja berpura-pura mati.

Yun Jianyue berjalan menuju meja makan, secara alami mereka duduk bersebelahan, Yun Jianyue bertanya dengan nada bisikan kepada Gu Zhishen, "Bagaimana kamu bisa menciumku di depan begitu banyak orang!"

Gu Zhishen mengangkat alis matanya, bertanya kembali, "Maksudmu aku boleh menciumnya kalau tidak di hadapan orang?"

Yun Jianyue diam sejenak dan menolehkan kepalanya tidak mempedulikan pria ini.

'Bapak Presdir Gu, aku sungguh tidak bisa berkomunikasi denganmu!' Pikirnya.

Pada saat makan, Gu Anyang duduk di sebelah Mo Fuqing, matanya diam-diam melirik ke arah Yun Jianyue, bagaikan sedang menyelidikinya.

Gu Zhishen sepertinya telah merasakan tatapan itu, dengan dingin ia menatap balik, Gu Anyang pun segera menundukkan kepalanya.

"Makanlah yang banyak," Gu Zhishen merasa Yun Jianyue terlalu kurus,ia pun mengambilkan beberapa daging ayam kepadanya.

Di depan orang lain, Yun Jianyue segan mau menolaknya, ia pun mengucapkan terima kasih dan memakannya.

Gu Anyang yang melihat interaksi mereka berdua, ia pun mengangkat kepalanya dan melihat ke Mo Fuqing, "Kakak keempat, aku juga ingin makan daging ayam."

Mo Fuqing menatapnya dengan dingin dan balas bertanya, "Kamu tidak ada tangan?"

"Aku juga mau makan daging ayam yang kamu berikan!" Gu Anyang menjawabnya dengan manja.

Mo Fuqing mengabaikan sikap manjanya itu sama sekali.

"Phak." Gu Anyang meletakkan sumpitnya dengan kuat di meja, dengan manja mengatakan, "Kamu kalau tidak memberikannya kepadaku, maka aku juga tidak mau makan lagi!"

Suasana meja makan sedikit canggung, Yun Jianyue melirik ke Gu Zhishen, namun Gu Zhishen dan Yu Jinjiu sepertinya sudah biasa dengan adegan ini. Gu Zhishen pun melanjutkan memakan makanannya, "Makan."

Yun Jianyue dengan gelisah melihat ke arah Mo Fuqing dan Gu Anyang, ia khawatir mereka berdua akan mulai bertengkar nanti.

Yu Jinjiu merendahkan nada suaranya dan menjelaskan adegan ini kepada Yun Jianyue, "Kakak ipar, tidak usah khawatir, pertengkaran mereka biasanya akan terjadi beberapa kali dalam satu bulan!"

Yu Jinjiu memberikan sebuah tatapan lagi, "Kamu paham, kan?"

Yun Jianyue bingung, apanya yang harus dimengerti?

Mata Mo Fuqing melirik ke Yun Jianyue, ia mengerutkan alisnya dan melihat ke Gu Anyang. Dengan nada dingin yang penuh peringatan ia berkata, "Gu Xiaowu!"

Karena Gu Anyang merupakan anggota yang paling muda di antara mereka berlima, oleh sebab itu mereka sering memanggilnya dengan sebutan Gu Xiaowu ataupun Xiaowu.

"Mo! Lao! Si!" Gu Anyang berteriak balik dengan tidak mau kalah, kalau masalah suara siapa yang lebih keras, ia juga tidak akan kalah!

Nadi hijau dahi Mo Laosi alias Mo Fuqing sudah mulai mendenyut, suasana juga semakin dingin seakan sedetik berikutnya akan ada perkelahian yang ekstrim. Namun, tiba-tiba ada sepasang sumpit muncul di mangkuk Gu Anyang, "Hanya sebuah daging ayam, kalian jangan bertengkar lagi, sini, kakak kedua memberikan semuanya kepadamu!"

Bai Chang'an muncul pada waktu yang pas untuk memecahkan suasana canggung ini. 

Gu Anyang melihat ke daging ayam yang diberikan Bai Chang'an,kemudian melihat lagi ke Mo Fuqing yang masih bersikap dingin bagaikan batu itu, giginya yang putih menggigit bibir bawahnya, tidak mengatakan apapun. Ia langsung pergi berlari keluar.

"An'an..." Yun Jianyue bermaksud mengejarnya namun tangannya ditangkap oleh Gu Zhishen.

"Duduk."

"Tapi..."

"Sudah ada yang mengejarnya!"

Yun Jianyue mengangkat kepalanya dan melihat yang mengejar keluar adalah Bai Chang'an, Mo Fuqing masih duduk di tempat duduknya, tidak bergerak sama sekali.

Hanya Yu Jinjiu yang masih bisa menikmati makanannya. Suasana ini terasa canggung sekali.

"Aku ke kamar mandi sebentar!"

Gu Zhishen belum sempat memberitahukan kalau ruangan ini ada kamar mandi dalam, Yun Jianyue sudah berlari keluar.

Namun Yun Jianyue langsung menyesal dengan tindakannya, terutama saat ia telah bertemu dengan Su Xu di lorong jalan hotel ini!


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C23
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de Traducción
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión