Mereka akhirnya memutuskan kembali ke kediaman klan Yu setelah puas berteriak melepaskan perasaan terpedam mereka dan bermain dengan air. Mereka telah mengganti pakaian dengan pakaian baru yang dibeli di pasar Taodu karena pakaian mereka basah kuyup ketika bermain air.
Mereka berpisah dan berjalan berlawanan arah untuk ke kamar masing-masing agar bisa beristirahat, hari ini cukup melelahkan dan menguras emosi.
Gia membuka pintu kamarnya dan melihat lampu yang ia letakan di atas meja telah menyala walaupun ia merasa tidak menyalakannya hari ini. Ia mengedarkan pandangannya mencoba mencari sosok yang selalu mengikutinya belakangan ini, namun nihil ia tidak menemukannya sama sekali.
Gia menghela nafas dan mencoba melupakan sosok yang selalu di sampingnya. Sebenarnya ia mulai terbiasa dengan kehadiranannya yang membuatnya jengkel walaupun tidak ingin mengakuinya. Tak dipungkiri bahwa kehadirannya membuat hatinya yang telah lama membatu akhirnya menjadi lunak untuk menerima kehadirannya perlahan disisinya.
Namun, Gia tidak berani membuka hatinya karena terlalu takut untuk ditinggalkan lagi. Ia bisa menerima Yu Ren sebagai temannya karena ia memahami perasaannya sebagai sesama perempuan. Namun, perasaan Raja Hantu terhadapnya terlalu berat dan dia tidak berani menerimanya, trauma masa lalu masih terbayang dalam benaknya walaupun dia sudah berpindah dunia.
Apakah ia bisa menerima orang lagi di sisinya? Bagaimana jika ia meninggalkannya? Gia tidak ingin merasakan rasa kehilangan lagi.
Tanpa di sadari Gia, Raja Hantu telah mengikutinya selama ini namun ia menurunkan kekuatannya agar semakin transparan tubuh rohnya, sehingga Gia tidak bisa mendeteksinya. Insting Gia terlalu kuat bahkan bisa menembus penyamarannya sehingga membuatnya melakukan hal ini.
Raja Hantu menunggu Gia memejamkan matanya dan memastikannya tidur sebelum melayang di dekatnya. Ia diam melayang di sisinya tanpa berani menyentuhnya karena takut membangunkannya, ia hanya bisa mengatakan dalam hati kalimat yang ingin ia katakan pada Gia.
'Jika kau menginginkan kebebasan maka aku tidak menentangmu, namun bisakah kau menerimaku di sisimu? Kamu mengingatkanku dengan mahou yang tidak bisa aku selamatkan.' Jika ia berada di tubuh aslinya mungkin ia akan meneteskan air matanya ketika mengingat kembali ibunya.
oOo
"Yu Ren bisa kau jelaskan kembali apa itu pertandingan bulan merah?" Gia mengambil kue bulan di atas piring dan memakannya.
"Oh itu adalah pertandingan yang diadakan 10 tahun sekali, sebelumnya diadakan di Kekaisaran Zheng Yi dan tahun ini akan diadakan di Kekaisaran Xue Ying." Yu Ren menjawabnya santai seolah melupakan masalah perjodohannya kemarin.
"Pertandingan itu hanya di ikuti 100 peserta terbaik dari masing-masing kekaisaran dan akan dilakukan seleksi ketat sebelum menjadi 100 peserta ini. Setiap kekaisaran hanya disediakan tempat 25 peserta dan 25 peserta lain adalah mereka yang tidak tergabung dalam 3 kekaisaran, jadi jika mereka tidak lolos dalam seleksi di setiap kekaisaran mereka bisa melewati seleksi ini." Yu Ren merebut kue bulan terakhir dari piring dan tidak membiarkan Gia mengambilnya.
Gia mendelik melihat Yu Ren mengambil kue bulan terakhir. "Apakah 25 peserta lain itu bisa disebut mewakili kekaisaran mereka walaupun tidak masuk seleksi kekaisaran?"
"Selama mereka adalah warga kekaisaran tersebut, mereka bisa disebut mewakili kekaisarannya walaupun masuk jalur seleksi yang berbeda." Yu Ren meraih cangkir tehnya dan meminumnya perlahan.
"Kapan pertandingan itu akan diadakan?"
Yu Ren terdiam sejenak mengingat jadwal pertandingan tersebut. "Kalau tidak salah 3 bulan lagi, dan bulan depan sudah akan dilakukan seleksi di masing-masing kekaisaran, tetapi untuk 25 peserta lain akan diseleksi sekitar seminggu sebelum pertandingan."
"Sangat mempet." Gia merasa jarak waktu seleksi lain terlalu dekat dengan waktu pertandingan.
"Yah mereka hanya peserta cadangan yang meramaikan pertandingan, jarang dari mereka yang memasuki 10 besar." Yu Ren meletakan cangkirnya di atas meja.
"Kau ingin berlatih?"
"Berlatih?" Gia menghentikan gerakannya yang hendak menngambil cangkir teh.
Yu Ren mengangguk. "Kurasa selama disini kau hanya berkeliling dan menemaniku makan, tidakkah tubuhmu terasa kaku dan ingin merenggangkannya?"
"Kau benar." Gia menyatukan kedua tangannya dan merenggangkan ke atas. "Kurasa aku butuh mengerakan ototku yang tertidur."
"Kalau begitu ayo kita ke halaman belakang." Yu Ren bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Gia kemudian merangkulnya untuk membawanya kehalaman belakang agar bisa berlatih.
oOo
Mereka akhirnya sampai di halaman belakang yang sudah dipenuhi anggota klan Yu yang tengah berlatih untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi kekaisaran yang akan diadakan bulan depan. Mereka berlatih berduel dengan kawan mereka untuk mengetes kemampuan mereka dan menemukan kesalahan yang harus mereka perbaiki.
Yu Ren membawanya ke panggung pertempuran karena ia memiliki keyakinan bahwa pertarungannya dengan Gia tidak bisa ditampung oleh area kecil latihan.
"Kau yakin memilih tempat ini?" Gia memandang panggung pertempuran yang cukup luas dan ia sedikit risih dengan tatapan orang lain yang mengarah padanya.
"Abaikan tatapan mereka, tempat ini bisa digunakan oleh siapa saja." Ujar Yu Ren menyakinkannya.
"Baiklah, lalu katakan aturannya." Gia memilih mengabaikan tatapan mereka dan mengeluarkan pedangnya dari cincin ruang.
"Cukup mudah siapapun yang keluar dari tempat ini atau mengatakan menyerah maka ia kalah." Jawabnya dan mengeluarkan pedangnya.
"Paman Tian bisakah kau menjadi pengawas pertarungan kita?" Yu Ren melambaikan tangannya memanggil pria paruh baya yang baru saja tiba di area latihan.
"Baiklah, nona muda." Paman Tian adalah anggota klan Yu yang bisanya menjadi pelatih atau mentor untuk membantu generasi muda klan Yu berlatih.
"Kuharap kali ini kamu mengeluarkan kekuatanmu." Yu Ren sangat penasaran dengan kekuatan Gia karena ketika mereka melawan red tailed lizard, Gia tidak mengeluarkan energi qi sama sekali.
Gia hanya tersenyum mendengar perkataan Yu Ren, sebenarnya dia sudah mengeluarkan semua kekuatannya ketika melawan red tailed lizard namun Yu Ren salah paham dan mengiranya menyimpan kekuatannya.
"Baiklah dalam hitungan ketiga kalian bisa bertarung." Paman Tian berdiri ditengah mereka.
"1...2....3.... mulai!" Ia menyingkir dan membiarkan kedua gadis itu bertempur.
Setelah mendengarkan aba-aba Paman Tian mereka segera bergerak dan menyerang lawan mereka dengan pedang.
Cringgg~~~
Suara gesekan pedang yang beradu terdengar nyaring ketika mereka menggunakan pedang untuk salaing menyerang. Gia memperkuat pegangannya pada pedang dan menebas ke arah Yu Ren, Yu Ren tidak tinggal diam dan menghindari serangan Gia dan menggunakan kakinya untuk menendang. Gia menghalau kaki Yu Re dengan kakinya kemudian mengarahkannya ke atas sehingga membuat Yu Ren kehilangan keseimbangan.
Gia yang melihat kesempatan tersebut tidak menyianyiakannya dan menyerang kembali Yu Ren. Yu Ren segera menyeimbangkan tubuhnya dengan tangan kanan sebagai penompang dan menggunakan kakinya untuk menghalau serangan Gia kemudian memutar tubuhnya dan berdiri tegak.
"Tidak buruk juga."
Gia yang telah kehilangan kesempatan memikirkan cara lain untuk menyerang Yu Ren, kali ini ia menyingkirkan pedang ditangannya untuk bertarung dengan tangan kosong karena itu adalah keahlian terbesarnya. Yu Ren yang melihat Gia menyingkirkan pedangnya ikut menyimpan pedangnya karena ia ingin bertarung dengan adil.
"Kau tahu, kau bisa menggunakan pedangmu." Komentar Gia setelah melihatnya menyimpan pedang.
"Aku benci menyerang orang tidak bersenjata."
"Kalau begitu jangan menyesal." Gia menyeringai padanya.
Gia menggepalkan tangannya dan melebarkan kakinya untuk memasang kuda-kuda sebelum bertarung. Selama ini ia telah menguasai pertarungan gaya barat dan gaya timur sehingga sulit menemukan lawan seimbang dengannya. Kali ini ia ingin menguji kemampuannya dengan Yu Ren untuk menunjukan bahwa walaupun ia tidak memiliki kekuatan dia bukanlah orang yang lemah.
Yu Ren mengerutkan dahinya melihat kuda-kuda aneh Gia, karena ia tidak pernah melihatnya di manapun, ia tidak bisa ceroboh dan meremehkannya karena ia tidak mengetahui kemampuan uniknya.
Gia menyerang Yu Ren dengan tinjunya namun dapat dihindari oleh Yu Ren, tiba-tiba ia membelokan tangannya ke arah kepala Yu Ren dan mengunci lehernya kemudian meraih bahunya untuk membatingnya ke tanah.
Brukk
Yu Ren mengerang kesakitan ketika punggungnya mengenai tanah dan ia tidak bisa merespon serangan tiba-tiba darinya. Gia menyerang Yu Ren yang selagi terkapar di tanah dengan serangan bertubi-tubi namun masih sempat ditahan olehnya, Yu Ren menggunakan kakinya untuk menyingkirkan Gia dari atas tubuhnya dan berdiri dengan tegap.
Semua orang di area pelatihan menghentikan aktivitas mereka untuk berkumpul di sekitar panggung pertempuran untuk melihat pertarungan kedua gadis yang cukup sengit. Mereka dapat melihat gadis yang menjadi lawan nona muda mereka selalu memiliki keuntungan ketika melawan Yu Ren dengan tangan kosong, mereka juga berdecak kagum dengan serangannya yang tidak biasa dan membuat mereka penasaran dengan gerakannya.
Gia mengabaikan tatapan semua orang di sekitarnya, dan fokus pada Yu Ren yang telah lolos dari cengkramannya. Ia menggunakan kakinya untuk menendang Yu Ren berulang kali hingga memojokannya, kemudian merapatkan telapak tangannya untuk menyerang titik akupuntur pada tubuh Yu Ren agar melemahkannya.
Yu Ren sangat kualahan menghadapi serangan Gia yang bertubi-tubi walaupun tidak mengandung energi qi disetiap pukulannya namun kekuatan pada kepalan tangannya sangat kuat hingga membuatnya kesakitan.
Yu Shen yang baru tiba di area pelatihan melihat panggung pertarungan yang digunakan oleh Yu Ren dan Gia untuk bertarung, dan orang-orang tengah berdiri mengitari panggung tersebut untuk melihat pertarungan mereka. Dari tempatnya, Yu Shen dapat melihat dengan jelas pertarungan mereka karena panggung pertempuran dibangun tinggi. Ia dapat melihat adiknya yang terus berada di bawah tekanan Gia dan hanya bisa bertahan.
Yu Shen menyipitkan matanya melihat gerakan Gia yang aneh, ia tidak pernah melihat teknik gerakan seperti itu dan dia sangat penasaran bagaimana Gia menguasainya hingga membuat Yu Ren terpojok walaupun ia tidak menggunakan energi qi dalam serangannya.
Karena sudah tidak tahan dengan tekanan Gia, Yu Ren melepaskan energi qi nya dan membuat Gia terpental karena ledakan energi qi yang tiba-tiba, untung saja Gia segera menyeimbangkan tubuhnya agar tidak keluar dari panggung pertempuran.
"Wind Technique – Strom of Flower Petals."
Tiba-tiba kelopak bunga di sekitar area pelatihan terbawa oleh angin kemudian menyerang ke arah Gia.
"Sial." Gia mengumpat melihat serangan yang menuju arahnya dan mengeluarkan pedang untuk menghancurkan serangan Yu Ren.
Yu Ren mengerutkan dahinya melihat serangan Gia yang tidak mengandung energi qi walaupun untuk menghancurkan serangannya, kenapa ia tidak menggunakan energi qi nya daripada bersusah payah menghancurkan tekniknya cukup lama.
Gia menyeka keringat di dahinya setelah berhasil menghancurkan serangan Gia, walaupun ia telah mengerahkan kemampuannya tetapi serangan Yu Ren cukup sulit dihancurkan karena elemennya berbasis angin yang cukup fleksibel untuk menyerang.
Entah mengapa Yu Ren memiliki pikiran di kepalanya dan tidak ingin mengakuinya, ia memiih menguji pikirannya dengan serangan berikutnya.
"Ice Tachniques – Cone Attack."
Yu Ren meletakan telapak tangannya ke tanah dan membuat kerucut-kerucut es yang mengarah ke Gia.
Gia segera menghancurkannya dengan pedang dan berlari ke arahnya karena ia dapat dengan mudah menghancurkan kerucut esnya sebab pedangnya terbuat dari baja yang sangat kokoh dan keras.
Gia akhirnya sampai didekat Yu Ren dan mengarahkan pedang ke arahnya namun dapat dihalau dengan barier es yang diciptakan Yu Ren. Kemudian Yu Ren memanipulasi esnya dan mengubah barier nya menjadi serangan dan mengarahkan pada Gia.
Melihat serangan tepat di depannya, Gia segera membuka mulutnya. "Aku menyerah."
Yu Ren menghentikan serangannya tepat sebelum mengenai tubuh Gia, ia mengangkat telapak tangannya dari tanah sehingga membuat serangan es nya berubah menjadi air.
"Apa?" Yu Ren yakin bahwa serangannya dapat ditahan oleh Gia namun mengapa ia memilih menyerah.
Gia tersenyum dan menghampirinya, ia tidak bisa terus bertarung dengan Yu Ren yang menggunakan energi qi nya. Ia tidak seperti dirinya yang memiliki energi qi ditubuh, jika ia terus memaksakan dirinya melawan Yu Ren maka ia tidak bisa bertahan dan membuat malu wajahnya ketika dilihat oleh banyak orang. Gia tidak masalah menyerah terhadap Yu Ren karena menang dan kalau sudah biasa dalam hidupnya.
"Aku lapar, ayo kita makan!" Gia merangkul Yu Ren dan membawanya turun dari panggung pertempuran.
Semua orang yang menonton akhirnya membubarkan diri setelah melihat hasil pertarungan yang menyatakan Yu Ren sebagai pemenang karena Gia memilih menyerah. Mereka merasa bangga dalam hati karena melihat nona muda mereka tidak terkalahkan walaupun awalnya ia sempat ditekan.
Yu Shen menatap arah kepergian Gia dan Yu Ren, ia telah melihat pertarungan mereka dan melihat Gia tidak mengeluarkan energi qi nya sama sekali dalam pertarungan, apalagi dia yang kualahan menangani serangan angin adiknya. Mengapa ia merasa Gia tidak menyembunyikan kekuatannya tetapi malah dia tidak memiliki energi qi ditubuhnya.
-TBC-