Gia menarik Yu Ren menuju istal kuda untuk mengambil kuda mereka agar bisa digunakan menuju pantai Jinmu. Ibukota Kekaisaran Huang Shi adalah satu-satunya ibukota yang memiliki pantai di Benua Tianzi karena berbatasan langsung dengan laut. Jarak yang ditempuh untuk kesana akan memakan waktu kurang lebih 4 jam dengan kuda sehingga mereka akan sampai disana pada sore hari dan dapat melihat matahari tenggelam.
Yu Ren memimpin perjalanan dan Gia berkuda disampingnya dengan sesekali mengawasi Yu Ren yang sedikit tidak fokus ketika mengendarai kudanya, dia sangat khawatir dengan keadaannya setelah mendengar bahwa kebebasannya akan teregut karena sebuah perjodohan. Gia harus melakukan sesuatu padanya agar bisa menghancurkan doktrin kuat yang tertanam oleh klannya.
"Kita sampai." Yu Ren menghentikan kudanya setelah melihat pasir putih yang menyapa pandangannya.
Gia mengedarkan pandangannya untuk mencari spot yang bagus untuk melihat matahari terbenam. Ia akhirnya memilih sebuah pohon kelapa yang tidak terlalu jauh dari bibir pantai, ia mengisyaratkan pada Yu Ren untuk mengikutinya dan mendekati pohon tersebut.
Gia turun dari kudanya dan mengikatkan tali kuda pada pohon kelapa dan Yu Ren mengikutinya. Setelah itu ia menarik tangan Yu Ren untuk mendekati bibir pantai dan duduk di atas pasir putih yang masih bersih dari sampah.
"Kau tahu, ketika aku tidak bisa meluapkan perasaanku aku selalu pergi ke pantai untuk melihat matahari tenggelam." Ia menselojorkan kakinya dan menompang tubuhnya kebelakang.
"Ketika melihat cahayanya yang menghilang di cakrawala, membantuku untuk mengeluarkan perasaanku. Kau mungkin telah mengalami hal berat hari ini namun kau tidak bisa larut dalam perasaan tersebut, kau harus menggantikannya, seperti matahari yang digantikan bulan." Gai mengangkat kepalanya dan melihat sinar keemasan yang akan menghilang dan digantikan malam.
"Kau tidak mengerti." Yu Ren paham maksud Gia yang mengisyaratkan kepadanya untuk menyuarakan penolakan dalam perjodohan. "Mereka memiliki harapan untukku agar mempererat hubungan dengan keluarga kekaisaran."
"Bukankah kau memiliki harapanmu sendiri, kenapa harus menuruti mereka?" Gia meliriknya tajam.
"Aku dibesarkan klanku dan saatnya aku membalas mereka." Yu Ren memeluk kakinya dan menompang dagunya di lutut.
"Kau bukanlah boneka yang bisa mereka kendalikan atau diberikan pada orang lain." Gia mengkritiki orang di dunia ini yang hanya membesarkan anak perempuan seperti boneka yang siap dijual dalam pernikahan.
"Tapi karena mereka, aku bisa sampai seperti ini!" Yu Ren membentak Gia yang tidak memahami posisinya, untuk mencapai kekuatan seperti ini tidak lepas dari pengaruh klannya yang sangat membantu dalam berkultivasi. Mereka memiliki sumber daya yang bisa ia akses dengan mudah jika dibandingkan dengan kultivator lain yang harus berusaha kuat. Oleh karena itu Yu Ren merasa harus membayar dalam klannya.
"Aku mungkin tidak memahami posisimu, karena aku hanyalah anak yatim piatu." Gia mendengus ketika mengingat masa lalunya yang sendiri dan sering ditinggalkan.
Yu Ren sedikit tersentak ketika mengetahui Gia adalah anak yatim piatu, ia mengira bahwa Gia adalah anak bangsawan yang melarikan diri atau tengah mencari pengalaman karena ia memiliki pengetahuan dan keahliannya membuatnya kagum.
"Tetapi menukar kebebasan untuk harapan orang lain, aku tidak bisa memaafkannya." Gia menggepalkan tangannya dan menatap Yu Ren tajam.
"Ini adalah hidupmu sendiri! Kaulah yang memegang nasibmu ditanganmu dan menentukan pilihan apapun." Gia mencengkram kedua bahu Yu Ren dan mengatakan tepat di depannya.
"Persetan dengan membayar klan, mereka hanya mementingkan keinginan mereka tanpa memahami perasaanmu yang sebenarnya."
"Kau bukanlah boneka yang bisa dipegang, kau adalah manusia yang menentukan pilihanmu sendiri." Gia semakin mengencangkan cengkramannya pada bahu Yu Ren hingga membuatnya meringis.
"Banyak diluar sana yang tidak sepertimu dan hidup menyedihkan agar bisa bertahan di dunia yang keras ini."
"Tetapi apakah mereka menyerah? Tidak! Mereka terus berjuang dan berpegang teguh pada harapan!"
"Harapan?" Pandangan Yu Ren merasa kosong mendengar kata harapan dari Gia. Seketika ia mengingat perkataan ibunya saat ia kecil. Ibunya pernah berkata padanya untuk tidak menyerah dengan harapannya dan berusaha keras agar mewujudkannya.
Ibunya menikah dengan ayahnya karena sebuah perjodohan, dan ia selalu merasakan pandangan terkengkang pada mata ibunya, seolah ia terkunci dalam sangkar emas. Ketika ia bertanya kenapa, ibunya menjawab bahwa ia telah kehilangan harapannya dan ia tidak memiliki alasan untuk melanjutkan hidupnya, jika ia tidak memilikinya dan kakaknya, mungkin ibunya sudah lama menjadi mayat hidup karena harapannya akan kebebasan telah teregut dalam perjodohannya.
"Kau ingin mendengar sebuah lagu?" Gia memandang Yu Ren yang tengah merenungi perkataannya.
Yu Ren menganggukkan kepalanya pelan.
"Kalau begitu dengarkan baik-baik."
Aku bisa menjadi pahlawan
Aku bisa menjadi kuat
Aku bukan burung atau pesawat, mereka harus tahu namaku
Bukan hanya perempuan
Gia bangkit dari duduknya dan berdiri sambil memandang Yu Ren.
Aku bisa bebas
Bebas menjadi aku
Aku bisa bicara sekarang, tidak diragukan lagi
Katakan 'halo' kepada dunia
Gia mengulurkan tangan padanya namun Yu Ren menatap ragu uluran tangannya.
Menjerit seperti hei, hei
Jangan dengarkan apa yang mereka katakan, katakan
Karena itu tidak masalah, tidak mungkin, tidak mungkin
Satu tujuan, satu mimpi, karena kita berada di tim yang sama, hei
Gia menarik tangannya dan mengalihkan pandangannya pada matahari yang semakin tenggelam dalam cakrawala, ia menempelkan telapak tangannya di pipi memperagakan gerakan seolah ingin berteriak.
Bangkitkan suara kita 2x
Jadi inilah saatnya menunjukan wajah kita dan membangkitkan suara kita
Kita akan bangkitkan suara 2x
Jadi inilah saatnya menunjukan wajah kita dan membangkitkan suara kita
Gia menarik tangan Yu Ren dengan paksa dan membuatnya berdiri disampingnya.
Kamu bisa menjadi kamu
Aku bisa menjadi aku
Dan itu lebih dari cukup
Itu saja yang kita butuhkan
Ia menyanyikan lirik itu tepat di depannya agar ia bisa memahaminya.
Kau bisa menjadi juara
Berada di tim pemenang
Aku bisa menjadi MVP
Turun dalam senjarah
Yu Ren memandang Gia yang menyanyikan lagu untuknya dan perlahan ia bisa memahami makna yang disampaikan lagu tersebut.
Menjerit seperti hei, hei
Jangan dengarkan apa yang mereka katakan, katakan
Karena itu tidak masalah, tidak mungkin, tidak mungkin
Satu tujuan, satu mimpi, karena kita berada di tim yang sama, hei
Gia mengajak Yu Ren mengikuti gerakannya yang seolah ingin berteriak agar ia bisa mengeluarkan harapannya yang terpendam.
Bangkitkan suara kita 2x
Jadi inilah saatnya menunjukan wajah kita dan membangkitkan suara kita
Kita akan bangkitkan suara 2x
Jadi inilah saatnya menunjukan wajah kita dan membangkitkan suara kita
Gia bernyanyi dengan keras sambil melihat matahari yang semakin tenggelam dan akan digantikan oleh bulan yang menyinari kegelapan malam.
Kau dapat mencapai bintang
Dimanapun kau berada
Kau hanya harus percaya
Gia menunjuk bintang yang perlahan terlihat karena pergantian matahari dan bulan.
Percaya pada dirimu sendiri
Kau harus melihat diri sendiri
Kapanpun kau melihatku
Satu tujuan, satu mimpi
Karena kita di tim yang sama
(Ost Barbie Rock 'N Royal – Raise Our Voice)
Gia menunjuk tepat pada hati Yu Ren agar ia memahami maksud yang ia utarakan dalam lirik yang ia nyanyikan. Ia ingin Yu Ren menghancurkan doktrin yang tertanam kuat dalam dirinya dan mewujudkan harapan yang selama ini ia pendam sendiri.
"Aku..." Yu Ren menundukan kepalanya ketika berhasil memahami maksud Gia.
"Kau bisa berteriak sepuasnya di sini untuk melepaskan perasaanmu, tidak ada yang mendengarmu selain aku." Gia tersenyum padanya dan menepuk bahunya.
"Aku... Aku..." Yu Ren masih ragu mengikuti intruksi Gia.
Gia tersenyum melihatnya ragu dan mengalihkan perhatiannya pada matahari yang semakin tidak terlihat di ujung lautan. "AKU PALING BENCI JIKA ADA YANG MEREGUT KEBEBASANKU!"
Yu Ren melebarkan matanya melihat Gia berteriak dengan lantang.
"AKU JUGA PALING BENCI MELIHAT TEMANKU KEHILANGAN HARAPANNYA!"
Gia tertawa setelah berteriak keras dan meninju bahu Yu Ren agar mengikuti contohnya.
Yu Ren menggepalkan tangannya dan memberanikan diri untuk melepaskan semua perasaannya yang selama ini ia simpan sendiri. "AKU TIDAK INGIN MELAKUKAN PERJODOHAN INI!!!"
"AKU INGIN MENJADI KULTIVATOR HEBAT YANG DI HORMATI SEMUA ORANG!"
Gia tertawa keras setelah melihat Yu Ren akhirnya berteriak lantang melepas semua perasaannya yang telah terpendam. "AKU SETUJU DENGANMU! AKU TIDAK INGIN MENJADI PEREMPUAN BIASA."
"AKU INGIN TERBANG DI LANGIT SEPERTI BURUNG YANG BEBAS." Yu Ren melanjutkan perkataan Gia.
"AKU INGIN MEMBUAT KLANKU MELIHAT POTENSIKU TERUTAMA AYAHKU!" Kali ini ia berteriak lebih keras karena ini adalah harapan terbesarnya.
"AKU INGIN MENUNJUKAN PADA MEREKA BAHWA AKU BISA MENCAPAI APA YANG TIDAK BISA MEREKA CAPAI!!!!"
Yu Ren mengatur nafasnya yang terengah-rengah dan tanpa sandar meneteskan air mata setelah berhasil mengeluarkan perasaan yang telah terpendam selama ini. Ia sangat berterima kasih pada Gia atas semua bantuannya, ia sangat beruntung telah bertemu dengannya dan menjadi temannya.
"Setelah ini apa yang akan kau lakukan?" Setelah menghancurkan doktrin yang tertanam kuat padanya, Gia sangat penasaran rencana apa yang akan ia lakukan kedepannya.
Yu Ren tersenyum ketika mengingat kesempatan yang bisa ia gunakan untuk mengutarakan keinginannya pada ayahnya. "Aku akan mengikuti pertandingan bulan merah dan memenangkannya agar bisa menunjukannya pada ayahku bahwa aku hanya ingin kebebasan untuk menjadi kultivator hebat."
"Pertandingan bulan merah?" Gia mengerutkan dahinya tidak pernah mendengar hal tersebut.
"Kau tidak tahu? Itu adalah pertandingan yang diadakan 10 tahun sekali di Benua Tianzi, semua kultivator di bawah King Realm bisa mengikuti pertandingan ini untuk mendapatkan hadiah dan membawa nama harum kekaisaran mereka."
-TBC-