~Happy Reading~
Gia melakukan aktivitas hari ini seperti biasa dan terkadang pergi ke tempat Baojia untuk menemaninya berlatih, ia merasa tertarik dengan jenis beladiri yang berada di dunia ini. Walaupun Baojia mengeluarkan kekuatannya ketika berlatih Gia tidak merasa minder dan malah bersemangat untuk mempelajarinya. Hal terpenting dalam beladiri bukanlah kekuatan maupun teknik yang hebat tetapi tekad kuat untuk melindungi, itulah yang di katakan masternya.
Berbicara tentang masternya, sejujurnya Gia tidak terlalu banyak mengetahui mengenainya, ia bahkan tidak tahu nama aslinya. Gia hanya memanggilnya master dan mempelajari segala hal darinya, ia cukup sabar untuk membimbing Gia hingga bisa. Gia bertemu dengan masternya saat berusia 13 tahun ketika ia tengah kelaparan karena uang yang di berikan oleh ibu panti telah habis walaupun dia sudah sangat menghematnya.
Masternya menemukannya tengah meringkuk kedinginan di sebuah pondok bobrok yang ia gunakan sebagai tempat tinggal ketika keluar dari panti asuhan, ia terpaksa menggunakan pondok itu untuk berteduh karena untuk menghemat uangnya dan mencari pekerjaan yang bisa menerimanya, walaupun ia masih kecil. Masternya tidak takut kotor ketika menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit untuk di periksa karena ia khawatir melihat tubuh kurusnya menggigil kedinginan, ia masih ingat rasa hangat dari pelukannya yang akan selalu melekat di ingatannya.
Masternya kemudian mengangkatnya sebagai murid dan mengajarinya segala hal yang dia tahu kepadanya, selama 5 tahun ia selalu menemaninya dan menciptakan kenangan kenangan yang berharga dan akan selalu Gia ingat. Masternya adalah sosok yang pendiam dan serius tetapi terkadang dia bisa jadi sosok yang humoris ketika ia tengah bersedih dan gagal melakukan yang di ajarkannya, master tidak pernah memarahinya dan selalu mengelus kepalanya ketika ia gagal.
Tak terasa air matanya keluar tanpa ia sadari.
Baojia yang tengah berlatih tiba tiba menghentikan latihannya ketika matanya menangkap Jialin yang tengah menangis, hatinya merasa sakit dan segera menghampirinya.
"Jialin ada apa? Kenapa kamu menangis?" Baojia menghapus air matanya dan mengangkat dagu Gia.
Raja Hantu yang melihat istrinya di lecehkan oleh pria lain seketika murka dan berharap ia bisa membunuh pria ini yang berani berani menyentuh istrinya.
Gia menggelengkan kepalanya dan melepaskan tangan Baojia. "Aku tidak apa apa, aku hanya merasa melihat kilasan ingatan yang tidak aku ingat."
"Jangan memaksakan diri untuk mengingatnya, siapapun dirimu adalah yang sekarang."
Gia menghela nafas dan memejamkan matanya sedikit lama. "Mungkin aku butuh istirahat, kalau begitu aku akan kembali dulu."
Baojia mengangguk. "Kalau begitu kembalilah dan suruh Junzhi melaporkan kepadaku jika butuh sesuatu."
Gia mengangguk pelan dan mulai bangkit meninggalkan kediaman Baojia.
Baojia memandang Jialin dengan arti yang tidak jelas, ia merasa ada hal tidak beres yang terjadi pada Jialin. Beberapa hari ini Jialin sedikit menjauhinya walaupun mereka bersama seolah ada jarak yang memisahkan mereka, Baojia berharap Jialin tidak apa apa dan kembali seperti dulu lagi. Dan malam ini ia akan membuktikan dugaannya apakah dia Jialin yang asli atau tidak.
oOo
"Istri kamu ingin pergi kemana malam malam ini?" Raja Hantu menatap Gia yang mengenakan pakaian serba hitam dan tengah mengemasi beberapa barang.
"Kau akan tahu." Gia sedikit demi sedikit menerima keberadaanya yang tidak bisa dihilangkan dan memilih berkompromi dengannya.
"Suami akan mendengarkan istri ah." Ujar Raja Hantu dengan senyum konyol.
Gia memutar matanya dan ia harus mulai terbiasa menghadapi segala omongannya yang gila, lagipula Gia memilih berkompromi dengannya karena ia memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia ini yang akan sangat membantunya, jadi anggap saja sebagai esklopedia berjalan ah ralat sebagai esklopedia melayang karena ia dalam bentuk rohnya.
Gia telah selesai mengemasi barang barangnya dan berjalan menuju jendela, ia membukanya dan mengawasi keadanya sekitar untuk memastikannya aman. Setelah aman Gia keluar dari jendela dan berlari menuju tembok yang mengelilingi kediamannya, ia menginjak tembok tersebut sebagai tumpuan dan melompat sambil menekuk pinggangnya untuk melewati tembok, tangannya ia gunakan sebagai tumpuan pada atas tembok dan melakukan tolakan untuk menyebrang sisi lainnya dan mendarat dengan aman di atas tanah.
Ia bersembunyi pada pot bunga besar dan mengawasi para penjaga yang tengah berpatroli, ia menunggu dengan sabar hingga mereka lewat. Setelah mereka menghilang Gia berlari menuju gerbang yang tidak terlalu jauh dari kediamannya dan mengeluarkan sebuah racun yang akan ia gunakan untuk melewati penjaga gerbang. Racun ini bersifat halusinasi dan tidak membahayakan serta dapat membuat korbanya mengantuk, Gia melepaskan racun dengan jumlah yang besar karena penjaga gerbang memiliki kultivasi.
Gia dengan lancar melewati pintu gerbang setelah mereka tertidur, Gia terus berlari tanpa menolehkan kepalanya ke belakang agar ia cepat sampai ke tujuannya.
Raja Hantu melihat seseorang yang mengikuti Gia sejak dari kediamannya dengan seringaian licik, ia tidak mencoba memberitahu Gia bahwa ia telah di ikuti. Karena Raja Hantu merasa ada hal menarik yang akan terjadi.
oOo
Tn. Lin menunggu Putri Jialin dengan cemas di kantornya, ia merasakan firasat buruk malam ini yang akan terjadi dan ia berharap segera kembali untuk pulang. Namun, hari ini ia harus menunggu kedatangan Putri Jialin untuk mengambil pesanannya.
Bruk~
Tn. Lin menatap seseorang yang tiba-tiba memasuki ruangan dengan pakaian hitam, ia bernafas lega setelah melihatnya.
"Tuan Putri ini pesanan yang anda minta." Tn. Lin menyerahkan sebuah kotak padanya.
Gia menerimanya dan membuka kotak tersebut, ia merasa puas melihat hasilnya yang mirip dengan desainnya. "Kerja bagus, ini layak dengan gulungan yang aku berikan."
Tn. Lin menganggukan kepalanya setuju, karena ia telah mencurahkan semua kinerjanya untuk menciptakan komponen yang mirip dengan desain Putri Jialin.
"Sekarang berikan desain itu." Gia mengulurkan tangannya.
"Ahh..." Tn. Lin tersentak kaget karena menginginkan desainnya, biasanya dia dengan murah hati memberikan padanya.
"Itu bukan benda yang bisa di sebar luaskan, jika orang jahat menggunakan benda ini akan merugikan banyak orang." Jawabnya dengan tegas, ia tidak berani meninggalkan desain pistol kepada orang lain karena benda ini sangat berbahaya jika di pelajari dan dapat dimodifikasi dengan kekuatan di sini, maka akan menimbul bencana besar hingga peperangan.
Dengan tidak rela Tn. Lin menyerahkan desain pada Putri Jialin, sejujurnya ia berniat mempelajari komponen ini karena Putri Jialin menganggap benda ini sangat rahasia, namun sayangnya ia tidak bisa menyalin desainnya karena kemampuan gambarnya yang buruk.
Gia mengabaikan tatapan kecewa dari Tn. Lin dan menyimpan desain pistolnya di cincin ruang.
"Kalau begitu saya pamit dulu Tuan Putri, keluargaku sedang menungguku pulang." Tn. Lin memutuskan cepat kembali karena ia merasa perasaannya semakin buruk.
"Kau bisa pergi." Gia berpura pura meninggalkan ruangan lewat jendela dan bersembunyi di atap.
Ia melihat Tn. Lin yang tengah mengunci tokonya dan segera bergegas kembali pulang ke rumah. Gia keluar dari tempat persembunyiannya dan mengeluarkan jepit rambut dari kepalanya untuk membuka gembok pada pintu.
Klik.
Gia melepaskan gembok pada pintu dan menyimpannya sejenak lalu membuka pintu, ia mengeluarkan lampu dan menaruhnya di beberapa tempat. Ia membuka tutup tungku dan meleparkan batu bara kedalamnya kemudian ia menyalakan api dan meninggalkannya sebentar untuk mengeluarkan biji timah dari cincin ruangnya, karena malam ini ia akan mengolah timah untuk membuat peluru.
Ia mencampurkan timah dengan bahan lainnya dan meleburkannya ke dalam api hingga membuatnya tercampur, ia mengeluarkan sebuah cetakan yang ia buat beberapa hari lalu untuk mencetak timah menjadi peluru. Setelah menunggu sedikit lama Gia mengeluarkan campuran timah dengan capit tahan panas dan menuangkannya pada cetakan, ia hanya bisa menuangkan beberapa cairan karena cetakannya tidak cukup banyak, ia mengembalikannya ke dalam tungku dan menunggu timah menjadi keras.
Gia mengeluarkan sebuah batu berwarna putih yang ia curi dari tempat penyimpanan istana, batu ini adalah batu chun bai yang memiliki elemen es di dalamnya, batu ini biasanya digunakan oleh kultivator berelemen es untuk membantu latihan mereka. Gia meletakan batu tersebut diantara cetakannya agar membantu cepat mengeras, kemudian ia mengeluarkan peluru dari cetakannya agar bisa ia gunakan lagi. Gia mengambil cairan timah dari tungku dan menuangnya kembali dalam cetakan dan meletakan batu chun bai, ia melakukannya terus hingga cairan timah habis.
Raja Hantu menatap Gia yang tengah bekerja keras membuat peluru dan membuat hatinya sakit karena ia harus mengerjakannya sendiri, seandainya saja tubuhnya di sini ia akan mengambil alih perkerjaannya dan membiarkan Gia beristirahat saja dan bisa menyuruhnya sesuka hati.
Gia telah menyelesaikan pekerjaannya dan mengemasi peluru peluru ke dalam tempat khusus yang biasanya digunakan untuk menyimpan peluru di dalam pistol, ia juga merangkai komponen komponen pistol dengan cekatan karena sudah sangat terekam di kepalanya. Setelah menyelesaikannya Gia menyembunyikan pistol di pinggang kanannya dan menutupinya dengan pakaiannya sedangkan peluru ia simpan di sebelah kiri.
Gia membereskan barang barangnya dan membersihkan kekacauan yang ia buat agar tidak ada yang menemukan jejaknya di sini. Ia juga membakar kertas desain pistolnya di tungku agar tidak ada siapapun yang bisa membuat senjata ini, biarlah ia saja yang mengingatnya dan tidak akan ia beri tahu siapapun.
Gia keluar dari Tong Fang dan menguncinya kembali dengan gembok. Kemudian dia belari menuju tembok yang ia gunakan untuk keluar beberapa hari yang lalu karena daerah itu minim penjagaan. Dengan mudah ia menaiki tembok dengan tali dan menyebrang ke sisi lain dengan cepat, ia tidak berhenti dan terus berlari menuju hutan yang tidak terlalu jauh dari tempatnya.
Sreekkk~~~
Gia yang mendengar bunyi pergerakan sontak langsung berhenti dan mengawasi dengan waspada sekitarnya, tangannya meraih pistolnya dan bersiap akan serangan yang tiba tiba. "Siapa disana?"
Sreekkk~~
Dedaunan berjatuhan dan munculah seseorang yang bersembunyi di bawah bayangan pohon.
Gia menyipitkan matanya mencoba mempertajam penglihatannya. "Keluarlah sebelum aku menembakmu."
Orang tersebut keluar dari bayangangan dan menatap Gia dingin. "Ini aku, Jialin."
Gia membelalakan matanya melihat sosok yang keluar dari bayangan pohon, ternyata orang tersebut adalah sosok yang sangat ia kenal, dia adalah Baojia.
-TBC-