Gia dan Junzhi telah tiba di taman bunga kekaisaran dan melihat banyak orang memenuhi taman tersebut untuk menghadiri acara ulang tahun Kaisar. Ia melihat Kaisar duduk ditahtanya di dampingi dengan Permaisuri sekarang yaitu Zhang Zhen Li.
Zhang Zhen Li adalah adik dari mendiang Permaisuri Zhang Junda, setelah kematian mendiang Permaisuri, Kaisar menikahi Zhang Zhen Li dan menjadikannya sebagai Permaisuri pengganti. Zhang Zhen Li adalah wanita lemah lembut dan penyayang, ia merawat anak dari kakaknya sepenuh hati seperti anaknya sendiri. Dari pernikahannya dengan Kaisar dia mendapatkan seorang putri yang cantik bernama Rong Bailin.
Setelah pemain musik berhenti ini adalah acara yang ditunggu-tunggu generasi muda, mereka akan mencoba dengan keras menunjukkan bakat-bakat mereka agar menarik mata Kaisar dan mungkin saja bila Kaisar suka akan memberikan mereka hadiah.
Seorang Kasim maju di tengah panggung pertunjukan. "Tradisi Yu Long akan segera dimulai, bagi generasi muda yang ingin menunjukan bakat kalian, kalian bisa mengantri di panggung sebelah kanan untuk laki-laki dan kiri untuk perempuan."
"Siapapun yang menampilkan bakat terbaik akan diberikan hadiah istimewa oleh Kaisar."
Para generasi muda yang mendengar 'hadiah istimewa dari Kaisar' sangat bersemangat karena itu sebuah penghormatan besar. Semua generasi muda berbondong bondong pergi ke panggung kiri dan kanan, mereka dengan sabar menunggu giliran mereka untuk tampil.
Kebanyakan dari mereka menampilkan permaianan musik, catur, panahan, melukis, duel beladiri dan sebagainya. Kegiatan seperti itu sangat populer dikalangan anak muda dan seolah menjadi kegiatan wajib yang harus dikuasai. Gia yang melihat semua itu hanya menguap bosan, penampilan mereka sangat membosankan dan tidak seru.
"Hei Junzhi, penampilan mereka sangat membosankan, untuk apa kita datang ke sini." Gia menyikut lengan Junzhi yang berada di sampingnya dan mengomentari penampilan ppara generasi muda.
"Permainan catur mereka sangat payah dan penuh celah, jika aku bermain dengan mereka aku pasti akan menang dengan cepat."
"Panahan? Ini lebih membosankan lagi, mereka hanya menembak target diam dengan jarak yang dekat, tidak menantang sama sekali. Seharusnya mereka menembak target bergerak sambil menuggang kuda agar lebih seru."
"Dan apa-apan duel itu, mereka hanyalah ajang pamer kekutan."
"Dan permainan musik mereka yang paling buruk, lagu dan melodi yang mereka mainkan sangat mengerikan."
Junzhi gelagapan mendengar semua kometar buruk Putri Jialin, ia merasa beberapa mata mengarah ke arah mereka karena mendengar komentar pedas Sang Putri.
"Pu... Putri... Jialin..." Junzhi mencoba menarik lengan baju Sang Putri untuk menghentikan komentar buruknya.
Dengan polos Gia menoleh. "Apa?"
"Jadi orang yang berkomentar buruk sejak tadi adalah Putri Jialin yang sangat terkenal itu." Seorang bangsawan mendekati Gia dan Junzhi.
Matanya mencemooh melihat pakaian Sang Putri yang lusuh dan jelek, bahkan pelayan dirumahnya berpakaian lebih baik daripadanya. "Hanya orang buta yang tidak bisa melihat bakat bagus." Sindirnya.
"Oh dan siapa yang buta?" Gia berbalik bertanya dengan seringaian kecil.
"Hanya orang bodoh yang menganggap penampilan seperti itu bagus."
Mata bangsawan itu terbelalak mendengar balasan sindiran dari Sang Putri.
"Ka... Kau..."
Dengan pandangan malas Gia menjelaskan. "Bukankah seperti itu? Penampilan ini hanya ajang cari muka untuk mendapat berkah dari Kaisar, ini hanyalah omong kosong. Jika kau ingin mendapatkan hal bagus kau harus berusaha sendiri tanpa harus menjilat orang lain."
Semua orang yang mendengar ucapannya memandangnya marah karena menghina penampilan yang mereka latih untuk menyenangkan Kaisar. Jika saja Putri Jialin bukanlah anak Kaisar mereka pasti akan membunuhnya ditempat.
"Kau mengatakan seperti itu karena iri dengan bakat kami, kau adalah putri tak berguna yang tidak bisa apa-apa, itu bukan rahasia umum."
Gia menggertakan giginya mendengar hinaannya, dia paling benci orang yang meremehkannya. "Tak berguna? Tak tahu apa-apa?"
Tanpa menghiraukan tatapan jijik semua orang, Jialin melangkah keluar dari kerumunan dan menunjukan dirinya dihadapan Kaisar.
Kaisar yang melihat kedatangan Jialin tanpa sadar senang seolah lama tidak bertemu, ia tersenyum dan menyambutnya. "Jialin kamu telah tiba, duduklah disini dekat Fuhuang."
(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)
Semua orang yang mendengar perkataan Kaisar sangat terkejut, bukankah Kaisar tidak menyukai Putri Jialin karena menganggapnya telah membunuh wanita yang dicintainya, namun mengapa sekarang Kaisar menyambut Sang Putri dengan lembut bahkan menyuruhnya duduk disampingnya.
"Aku hanya bosan dan memutuskan jalan-jalan, ketika melewati taman bunga kekaisaran aku hanya mampir sebentar." Gia dengan acuh berkata tanpa menghiraukan tatapan semua orang. Bagaimana mungkin Sang Putri berani berkata seperti kepada Kaisar.
Kaisar yang mendengarnya tidak marah, dia malah tersenyum. "Oh tidak apa-apa jika kau bosan, kamu bisa menemani Fuhuang menonton pertunjukan generasi muda Kekaisaran Xue Ying."
Semua orang semakin terkejut mendengar jawaban Kaisar, beliau tidak marah sama sekali dengan ucapan Putri Jialin yang kurang ajar, apakah rumor yang beredar itu betul?
Setelah usaha pembunuhan Sang Putri yang mengakibatkannya hilang ingatan, Kaisar mulai menyayanginya.
"Penampilan mereka sangat membosankan, lebih baik aku kembali kediamanku daripada melihat hal tidak berguna," Gia membalikan tubuhnya mencoba keluar dari taman bunga kekaisaran.
"Jika jiejie bosan, mengapa jiejie tidak menunjukan bakatmu ke kami semua." Suara Putri Kedua Rong Bailin memecahkan suasana dan menghentikan langkah Gia.
(Jiejie = Kakak perempuan)
Gia yang mendengarnya segera membalikkan tubuhnya dan melihat Putri Bailin yang tersenyum.
"Dan kenapa aku harus melakukannya? Aku bukanlah orang yang suka menjilat Kaisar demi kesuksesan pribadi, itu tidak berguna," Dengan lidahnya yang tajam Gia menjawab Putri Bailin seolah-olah mengejek semua pemuda yang tidak berguna hingga harus menjilat Kaisar.
Semua orang yang mendengarnya sangat marah dan mulai menghina Putri Jialin.
"Kaulah yang tak berguna! Sampah tanpa kekuatan dan bakat yang menjadi aib Kekaisaran Xue Ying sungguh membuat kami malu." Dengan dipimpin Putri Keempat Rong Chunyi semua orang mencoba menghina Putri Jialin.
"Iya kau hanyalah sampah tak berguna."
"Lihat saja semua saudara-saudaramu mereka sangatlah berbakat."
"Benar! Pangeran Kedua saja direkrut sebagai murid oleh Master Yo."
"Dan lihatlah kamu masih disini dan mengoceh sampah."
Kaisar mulai marah dengan semua hinaan yang terlontar dari rakyatnya sendiri dia ingin menghentikan semuanya, namun dia melihat Jialin berjalan percaya diri menuju panggung tanpa menghiraukan semua orang.
"KALIAN SEMUA HENTIKAN!!!" Seketika semua diam dan memandang tidak percaya kepada Putri Jialin yang meneriaki mereka, sungguh sangat berbeda dengan Putri Jialin dulu.
"Berani-beraninya kalian menghina Putri Kekaisaran. Apa kalian memandang rendah keluarga Kekaisaran Xue Ying hingga kalian bebas menghina salah satu anggotanya? Jawab aku! Jangan hanya berdiam saja pengecut." Gia mulai menghina mereka yang diam saja ketika ia marahi, sungguh sangat berbeda dengan tadi.
"Dan kau, hanyalah putri seorang Selir! Apa kau tidak tahu hukum bahwa yang berani menghina putri dari Permaisuri adalah hukuman mati. Apa kau ingin dihukum mati?" Chunyi sangat ketakutan melihat mata tajam Putri Jialin menatapnya, dia sangat menyesal melontarkan kalimat ejekan itu.
"Kalian sangat ingin melihat bakatku? Baiklah akanku penuhi permintaan kalian, namun jangan menyesal setelah melihatnya." Gia segera menghampiri pemain musik dan meminjam sitar dari salah salah satu pemain.
"Aku pinjam alat musikmu."
"Ba... baik... Tuan Putri." Pemain sitar dengan gugup memberikan alat musiknya kepada Putri Jialin.
Gia berjalan menuju panggung dan meletakannya di meja yang telah disediakan pelayan. Dengan menghela nafas perlahan Gia mulai memainkan musiknya.
Aku bukanlah yang baru dalam kegelapan
Sembunyi saja, kata mereka
Karena kami tak ingin kau hancur berkeping-keping
Aku tlah belajar malu atas semua bekas lukaku
Lari, kata mereka
Tiada yang kan mencintaimu seperti dirimu
Tapi aku tak kan membiarkan mereka menghancurkanku
Aku tahu ada tempat untuk kita
Karena kita mulai
Saat kata-kata yang paling tajam ingin memotongku
Aku kan banjiri, menenggelamkan mereka
Aku pemberani, aku terluka
Inilah diriku yang sebenarnya, inilah aku
Carilah keluar, karena di sini aku ada
Dan aku berbaris menuju irama drum Aku tak takut terlihat
Aku tak memohon maaf, itulah aku
Oh-oh-oh-oh
Oh-oh-oh-oh
Oh-oh-oh-oh
Oh-oh-oh-oh
Oh-oh-oh, oh-oh-oh, oh-oh-oh, oh, oh
Inilah aku Inilah aku
Dan aku tahu, aku pantas dapatkan cinta
Karena tak ada yang tak pantas bagiku
(Oh-oh-oh, oh-oh-oh, oh-oh-oh, oh, oh)
Saat kata-kata yang paling tajam ingin memotongku
Aku kan banjiri, menenggelamkan mereka
Ini berani, ini buktinya
Inilah diriku yang sebenarnya, inilah aku
Carilah keluar, karena di sini aku ada
Dan aku berbaris menuju irama drum
Aku tak takut terlihat
Aku tak memohon maaf, itulah aku
Saat kata-kata yang paling tajam ingin memotongku
Aku kan banjiri, menenggelamkan mereka
Oh oh oh oh oh oh oh oh oh oh oh
Inilah diriku
(Keala Settle - This is Me)
-TBC-