Berjalan menusuri pepohon yang rindang, Bella menikmati setiap langakahnya dengan sejenak memikirkan sesuatu. Dalam kerenungannya "Mengapa kehidupan ini begitu keras! Hingga membuatku takut tuk melangkah. Seandainya aku terlahir dari keluarga kaya pasti tidak akan seperti ini. Apa yang aku inginkan kan kumiliki dengan mudah".
Dengan langkah kaki yang mengenap- mengenap, Enri datang menghapiri Bella. "HAAY" (membuat Bella terkejut) ehmm... Lagi dan lagi selalu bengong di jalan. Jadi heran gw mikirin apa sih lo?".
"Eehmm, gk pikirin apa-apa kok". Jawab Bella.
"Gw gk percaya, pasti ada yang lu pikirin. Pelit amat gk mau berbagi sama temen sendiri". Wajah betek Enri.
"Iiihhss, apaan sih kok si tomboy mulai kepo. Ciee sama kayak cewek-cewek yang lain. Hahahahahahahaha....". Becanda Bella
"ih sapa yang kepo, dah deh kesel ngomong sama lu mah. BT gw!" (dengan muka kesal) Enri jalan mendahului
"Uucch uucch ada yang marah...hahahhahahhaha...." mengejar langkah Enri. " Eh ri, kamu tau gak tadi aku melihat orang di kantor. Kalo dilihat-lihat kayaknya itu pak Giri tau".
"Ah masa. Bukannya bapak ideal itu lagi di Prancis ya..".
"Iya sih. Mungkin dah balik lagi kali".
"Tapi waktu itu dia bilang dia akan ke Prancis selama dua bulan. Terus kalo itu dia, kenapa pulang lebih awal?". Tanya Enri dengan heran.
"Ya mana gw tau. Maybe dia ada urusan mendadak kali".
"Ehm mungkin". Jawab Enri
"Nah, ada angkotnya. Ayo ri cepet". Berlari menuju angkot untuk kembali kerumah.
***