Pagi ini, Dian dan Sam hanya bisa mendengus. Bagaimana tidak, keduanya harus terpaksa berangkat pagi selama sebulan karena hal ini. terlebih Sam, dia sudah diturunkan jabatan menjadi OB pekerjaannya menjadi berkali-kali lipat sekarang karenanya.
"Ya ampun, ini karena mulut rombeng Pak Hardi," keluh Sam. Dia tampak bertopang dagu dengan pegangan pel kemudian memandang lorong kantor yang bahkan baru sedikit sekali yang baru dibersihkan.
"Ya ampun, ini yang tukang bersih-bersih siapa sih, OBnya siapa sih? Kotor banget!"
Dian dan Sam menoleh, melihat seorang wanita seksi berjalan sambil penuh jijik melintasi lorong perusahaan, bahkan lantai yang baru saja dipel Dian dan Sam kembali kotor karena sepati berhak tinggi milik wanita itu sangat kotor sekali. keduanya hanya bisa melongo, antara kesal dan tidak, antara jengkel dan harus mengatakan apa kepada wanita menyebalkan dengan gaya nyentriknya itu.