Sisi tampak terdiam, dia memandang Pak Cipto yang lebih memilih duduk dari pada menemaninya untuk berdansa dengan yang lain. Membuatnya tampak menghela napas berkali-kali. Dia tahu kalau Pak Cipto adalah sosok pemalu, pemalu luar biasa sampai nyaris tak pernah keduanya mengumbar kemesraan di depan public. Namun demikian, agaknya Sisi tidak pernah protes tentang itu, dia sama sekali tidak mempermasalahkan atau apa pun asalkan Pak Cipto nyaman dengan itu. Ya, Sisi sangat menghormati apa pun keputusan suaminya. Namun entah mengapa sekarang suaminya menjadi dingin. Tidur memunggunginya, tidak pernah mau makan di rumah, dan yang lebih membuat Sisi sedih lagi adalah, suaminya nyaris tak pernah ada ketika dia membuka atau pun akan menutup matanya. Sebuah hal yang benar-benar sangat menyakitkan sekali untuk Sisi tentunya.