"jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? masa iya kita kan disini sampai menunggu mereka pergi. iya kalau mereka lekas pergi, Kalau ndak bisa lumutan kita disini. perutku ini loh sudah keroncongan,"
ini benar-benar sangat ajaib bagaimana bisa toh aku harus bersembunyi di semak-semak seperti ini dan untuk waktu yang belum pasti. posisinya Mbah Seno sekarang, masih meratapi nasib sialnya dan seolah enggan untuk pergi. aku kembali mendengus kemudian melirik Bima yang tampak sangat santai. kurasa cocoklah dia untuk tinggal di kampung. lihat saja bagaimana bisa orang dari kota seperti dia tampak begitu akrab dengan yang namanya hutan.