"Juragan, apa yang terjadi? Sepertinya, Juragan sedang punya banyak hal untuk dipikirkan?" Ucup menegurku, saat aku sesekali memijat pelipisku yang terasa sangat sakit.
"Apakah kamu tidak berpikir jika barangkali aku terlalu sekarah, Cup?" kubilang, Ucup tampak mengerutkan keningnya ndhak paham. Kemudian dia memandangku lebih lama. "Sepertinya aku ingin pensiun saja. Aku mau duduk di rumah dengan manis, atau paling tidak aku ingin tidur sepanjang hari. Tanpa memikirkan perkebunan di A, B, C, atau memikirkan pekerjaan lainnya. Otakku rasanya benar-benar lelah," keluhku kemudian. Iya, aku benar-benar merasa jika aku benar-benar ingin muntah karena ini semua. Rasanya otakku benar-benar terasa lelah untuk sekadar bekerja.
Aku ingin di masa tuaku ini, aku bisa menghabiskan waktu berdua dengan Manis. Biar aku bisa romantis-romantisan setiap hari dengannya.