Aku ndhak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, sebab semuanya berlalu begitu saja dengan sangat cepat. Bahkan aku merasa jika selama ini aku sehat-sehat saja, tapi bagaimana bisa mendadak aku selemah ini. Ndhak berdaya dan tampak menyedihkan dengan begitu nyata.
Hingga akhirnya aku kembali sadarkan diri, semua orang yang kukenal berkumpul menjadi satu mengelilingiku. Mereka tampak menangis, seolah aku adalah sosok sekarat yang sebentar lagi akan dijemput oleh mailakat.
Aku terdiam untuk beberapa saat tatkala telingaku berdengung dengan sangat kencangnya. Kemudian kulihat sosok Romo Adrian beserta Eyang Kakung Marji berdiri di antara orang-orang itu. Dia tersenyum ke arahku. Seolah sedang menyapa.
Bahkan, aku sendiri ndhak tahu apa yang harus aku lakukan, bahkan rasanya nyawaku ndhak sedang berada di tempat. Aku seperti terpisah oleh ragaku sendiri.