"Duh Gusti, ndhak usah seperti itu, toh. Saya malu ini, lho," katanya. Dan berhasil hal itu membuat kami kembali tertawa dibuatnya.
Kulihat Manis yang tampak mengusap ujung matanya sembari tertawa. Melihat tawanya yang selepas itu benar-benar membuatku bahagia. Gusti, jaga kebahagiaan istriku. Jangan pernah dia tersakiti lagi oleh siapa pun di dunia ini, termasuk aku. Dan jika sampai aku menyakitinya lagi dengan atau tanpa kesadaranku seperti kemarin, aku rela, Gusti... aku rela menebusnya dengan nyawaku sendiri.
"Duh Gusti, Paklik Sobirin ini benar-benar. Perutku rasanya benar-benar sakit karena Paklik ini."
"Iya, Ndoro... saya tahu, saya ini sangat lugu nan lucu. Jadi, mboknya tertawanya ndhak perlu seperti itu. Saya benar-benar akan sangat malu ini, lho," katanya lagi.