"Bahkan kami hendak kelon (bercinta) untuk ketiga kalinya kalau saja orang-orang sialanmu itu ndhak merusak kesenangan kami."
Diam, hanya itu yang perempuan menyebalkan itu lakukan. Kemudian dia menangis dalam diam. Kuputar bola mataku, kemudian aku melangkah keluar kamar karena hendak mandi. Dengan perasaan yang sangat aneh, hatiku terus saja meronta untuk bisa bertemu dengan Widuri secepatnya. Aku, benar-benar sudah rindu dengan Widuri.
Aku langsung keluar dari kamar mandi, menyelidiki Suwoto, dan orang-orangnya sekarang ini ada di mana. Tatkala aku tahu kalau Suwoto ndhak ada, aku langsung cepat-cepat berjalan keluar rumah lewat belakang.
Aku segera berlari sekuat mungkin, dan sejauh mungkin agar Suwoto dan antek-anteknya itu ndhak mengikutiku. Kemudian, langkahku memelan tatkala melihat sosok yang ada di ujung jalan. Dia berdiri, sambil menatapku, dan dengan senyumnya itu.
"Widuri...."