Ayamnya masih utuh, kakinya pun masih utuh beserta kuku-kukunya yang panjang. Jadi, apa yang harus kulakukan pertama kali untuk mengeksekusi ayam ini? Jujur aku benar-benar ndhak tahu. Aku jadi menyesal kenapa aku ndhak pernah sama sekali masuk ke dalam dapur untuk sekadar melihat para abdi tatkala mereka memotong-motong ayam. Sebenarnya, keahlianku ini apa, toh? Kok ya aku ndhak pernah mendengar ilmu memotong ayam sama sekali.
Aku coba potong lehernya, sehingga kepalanya pisah. Kubuang kepala itu jauh-jauh, kemudian kupotong kedua kakinya. Aku kembali tersenyum, sebab ayam yang kubawa agaknya sudah tampak seperti ayam yang hendak di masak pada umumnya.
"Dipotong jadi beberapa bagian, Kangmas! Ingat, ya, itu usus-ususnya belum dikeluarkan! Nanti kotoran yang ada di ampelanya ambil, dan buang!" seru Manis dari dalam.