Ndhak berapa lama, pintu rumahku ditekuk. Aku membuka kamar sembari menebarkan pandanganku ke arah sekitar. Rumahku sepi, ndhak ada penampakan Hasnah di mana pun. Apakah dia benar-benar telah pergi? Jika iya, syukurlah. Bahkan kalau bisa dia ndhak usah berada di sekitar Manis selamanya.
"Juragan?" sapa Ucup, tatkala aku membuka pintu. Dia tampak mengerutkan alis, kemudian menebar pandangannya ke seluruh ruangan. "Ada apa, Juragan? Sepertinya Juragan tidak nyaman?"
Aku mempersilakan Ucup untuk masuk, kemudian aku mengambil makanan yang ia bawa. Menyilakan dia untuk duduk barang sebentar di ruang tamu, dan aku masuk ke dalam kamar.