Malam ini, aku sengaja duduk di teras, sembari menunggu pintu yang masih terkunci rapat-rapat. Rahangku mengeras, tatkala tahu jika kenyataannya, bahkan setelah dua jam aku kembali ke sini, Manis malah belum pulang sampai sekarang.
Lagi, aku emosi, kenapa bisa Manisku jadi seperti ini? Manisku, untuk pertama kali, benar-benar sangat mengecewakanku. Padahal selama ini, dia ndhak pernah berperilaku yang benar-benar membuatku kesal.
Dia dan Hasnah ke mana? Hasnah membawa Manisku ke mana? Kalau sampai aku tahu sesuatu yang buruk darinya. Maka, aku ndhak akan segan-segan untuk mematahkan tulangnya. Hasnah, jangan pernah bermain api denganku. Sebab kamu ndhak tahu, siapa lawanmu yang sebenarnya.
"Hasnah ini sudah sangat larut. Aku harus pulang sebelum Kangmas pulang. Ini benar-benar sudah larut,"