Sore ini penduduk kampung Berjo sudah ramai memenuhi kediamanku. Karena Romo telah memberikan woro-woro untuk membagikan beberapa kebutuhan pokok untuk para pekerja, beserta mandor yang telah gagal panen karena tembakau-tembakaunya dirusak hama tikus. Sementara di kebun, sekarang tikus-tikus itu sudah mulai pergi. Syukur, rupanya apa yang kuperkirakan adalah benar adanya. Jika saat tikus-tikus gunung itu sudah merasa kenyang, dan persediaan makan mereka di gunung ada, maka mereka ndhak akan turun lagi. Untuk kali ini semua masalah terselesaikan, dan aku harus membuat antisipasi agar tikus-tikus itu ndhak merusak perkebunan lagi. Entah apa caranya, dan bagaimana, yang jelas akan kurundingkan ini kepada para warga nanti.
"Kulanuwun...," suara dari luar. (permisi)
Aku dan keluargaku menoleh, Wangi sudah berada di ambang pagar, dengan gaya sopannya itu. Malu-malu, kemudian dia mendekat ke arahku.