Rahangku semakin mengeras karena ini, bajingan tengik memang Minto itu. Ndhak sadarkah jika yang sedang terjatuh itu adalah istrinya? Bagaimana bisa dia begitu kasar dengan seorang perempuan?
"Arjuna, kamu baik-baik saja? Kamu ndhak terluka berat, toh? Kamu...."
"Manis! Yang sopan kamu! Aku ini suamimu! Bagaimana bisa saat ada suamimu, kamu malah menanyakan kabarnya pemuda begundal yang ndhak tahu diri ini!" bentak Minto.
Kemudian laki-laki itu langsung mendorongku ke belakang, membuat perutku mendadak terasa nyeri. Berengsek!
"Manis apa itu milikku?" tanyaku. Kupandag Manis yang tampak kaget, aku yakin dia ndhak bodoh sampai ndhak tahu apa maksudku.
"A—"
"Apa? Kamu mau jawabi apa!" bentak Minto kepada Manis, yang hendak menampar pipi Manis yang baru saja bangkit dari duduknya. "Jangan berani-beraninya kamu bercakap dengan pemuda ndhak tahu diri ini setelah kamu memiliki suami! Bercakap satu kata lagi, akan kurobek mulutmu agar kamu sadar diri!"