Ayu yang ditinggalkan suaminya, diam mematung di tempat untuk sementara waktu meskipun mobil suaminya sudah tak terlihat lagi di jalanan. Kemudian ia mengambil telepon genggamnya yang berada di tasnya, lalu terpaku kembali melihat layar handphonenya digenggamannya dalam keadaan layar mati tanpa membuka kunci telepon genggamnya itu.
Di benaknya ia mempertimbangkan apakah ia boleh menelepon suaminya? Karena belum apa-apa ia sudah merasakan rindu kepada suaminya. Setidaknya sekali lagi ingin mendengar suara bariton suaminya yang berat dan khas yang hanya dimiliki oleh suami tercintanya
Namun ia malu jika meneleponnya sekarang karena belum ada sejam mereka berpisah, masa meneleponnya? Pasti akan diejek suaminya karena dirinyalah yang memaksa Rashid untuk pulang duluan ke Qatar.
Wah ternyata cepat jg digemboknya,dikira bakal awal tahun depan. Maaf ya reader semua, kini novelnya dikunci. Sebelumnya sewkt konsultasi dgn editor dan author dlm rapat, mereka menyarankan untuk menghapus bab dari bab 101-sekarang. Lalu diterbitin lagi tiap hari 3 bab perhari. Tp saya menolak karna tdk ingin mengecewakan kalian yg sdh setia membaca novel saya baik reader lama ataupun reader baru yg sdh mencapai chapter terbaru. Semoga kalian tetap setia melanjutkan novel ini hingga seterusnya