Bo Jingchuan perlahan mengangkat matanya. Sorot mata gelap dan dingin itu melirik Ye Jingyun di seberang.
"Istriku disiram air oleh putrimu di depan semua orang. Menurutmu siapa yang korban?" ucap Bo Jingchuan.
Sudut mulut Ye Jingyun berkedut kencang. Menyiram Shen Fanxing air dibandingkan dengan anakku yang sekarang cacat karena dipukul. Dia bertanya siapa korban sebenarnya? Batinnya.
"Lantas apa yang Anda inginkan hingga boleh membiarkan Beixi menerima pengobatan?"
"Tidak ada, tinggal saja di rumah sakit," jawab Bo Jingchuan.
"Tetapi wajahnya…" Ye Jingyun panik.
"Sepadan."
"Tuan Bo!"
"Kamu akan membiarkannya makan atau tidak?" Suara dingin Shen Fanxing tiba-tiba terdengar. Ia mengambil makanan dengan sumpit dan menaruhnya ke piring di depan Bo Jingchuan.
Suara Ye Jingyun mendadak berhenti. Ia memandang Shen Fanxing, tetapi tidak mendapatkan tatapan mata wanita itu sedikit pun.