"Taruhan terbesar dalam hidup seseorang tidak lebih dari sebuah keputusasaan. Kalau kamu penakut, maka kamu akan kalah."
Jendela mobil sudah tertutup sejak tadi. Shen Fanxing juga memandang kelap-kelip lampu neon di hadapannya dan mengatakannya dengan tenang.
"Apa hal ini bisa disebut serangan untukmu? Hal-hal yang diberikan ibumu untukmu, semuanya cukup untuk melindungimu. Dia adalah dayung bagimu untuk membantumu maju. Kalau dibutuhkan, dia juga bisa menjadi senjata paling tajam untuk melindungimu," lanjut Shen Fanxing.
Mata Ji Yi bergetar dengan hebat. Cengkeraman begitu kuat memberikan bekas merah di tangan Ji Yi yang menggenggam sabuk pengaman. Ia menggigit bibirnya dengan keras dan air mata kembali mengalir membasahi wajahnya. Dari tangisan yang hening, berubah menjadi isak tangis pelan hingga akhirnya tangisannya meledak.