"Xion! Terima kasih atas bantuanmu kemarin. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi kepada Emma jika kau tidak ada," kata Therius dengan penuh haru.
Sang Time Master hanya mengangguk dan balas menepuk bahu Therius. Setelah keduanya melepaskan diri, Xion bertanya kepada Therius.
"Mengenai Emma... apakah ia..." Xion tampak ragu-ragu melanjutkan pertanyaannya. "Kalian sudah...?"
Therius tahu maksud pertanyaan Xion. Ia menggeleng. "Belum. Tapi kami akan segera melakukannya. Kurasa ada baiknya Emma segera hamil untuk mengamankan nyawanya di Akkadia."
Xion menelan ludah saat mendengar jawaban Therius. "Begitu, ya..."
"Aku hanya bercanda, Xion," kata Therius tiba-tiba sambil menepuk bahu sahabatnya. "Emma sedang berkabung. Aku tidak mungkin memaksanya hamil hanya demi menyelamatkan nyawanya. Aku akan menjadi suami yang tidak becus menjaganya kalau sampai ia terpaksa harus hamil hanya agar dapat selamat di Akkadia."